Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Drama The Glory: Mengenal Bullying Lebih Dalam

Kompas.com - 14/04/2023, 14:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pelaku juga tidak mampu mengembangkan kompetensi sosial emosional yang meliputi self-awareness, self-management, social awareness, responsible decision making, dan relationship management.

Drama ‘The Glory’ menunjukkan kalau para pelaku mengalami dampak yang disebutkan di atas.

Lee Sa Ra berubah menjadi seorang pecandu narkotika. Dengan bantuan Son Myeong Oh, Sa Ra mendapatkan narkotika dengan mudah.

Semua pelaku mengalami kesulitan mengontrol emosi. Ketika emosi, mereka tidak segan untuk memaki, merusak barang yang ada di sekitar, hingga menyakiti orang.

Contohnya, Jeon Jae Joon yang dalam situasi dan keadaan apapun akan memaki ketika emosi.

Yeon Jin dan Sa Ra juga ditetapkan sebagai kriminal. Yeon Jin membunuh Yoon So Hee, mencoba membunuh Son Myeong Oh, melakukan tindakan bullying, menghilangkan barang bukti, hingga berbohong kepada publik.

Lee Sa Ra akibat menggunakan narkotika, melakukan tindakan bullying, dan mencoba membunuh Choi Hye Jeong.

Selain itu, para pelaku juga tidak dapat mengembangkan kompetensi sosial emosional yang dilihat dari sikap mereka yang angkuh, tidak memiliki empati, dan tidak bertanggung jawab.

Bagaimana jika tidak ada yang mendukung ketika mengalami bullying?

Ketika mengalami bullying, Moon Dong Eun menghadapinya sendiri. Berkat suapan yang diberikan Park Yeon Jin, ibu Dong Eun menyetujui untuk menandatangani surat pengunduran diri anaknya, laporan Dong Eun tidak diterima polisi, dan sekolah tutup mata akan bullying yang terjadi. Terlebih, satu-satunya teman yang dimiliki menjauhi Dong Eun.

Seandainya hal ini terjadi, apa yang harus dilakukan? Lakukan apa yang Dong Eun telah perbuat, yaitu mengunggah cerita yang berisi informasi detail beserta kronologi mengenai bullying yang dialami ke media sosial.

Jangan lupa untuk sertakan barang bukti agar dapat dipercaya oleh masyarakat. Namun, untuk berjaga-jaga, tetap segera melaporkan tindakan bullying yang dialami ke pihak yang berwenang.

Tidak perlu takut bicara tentang bullying agar lingkungan mengetahui dan dapat melakukan yang terbaik untuk membantu.

*Karissa Veren, Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara
Niken Widi Astuti, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com