Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipolisikan gara-gara Kritik Lampung, TikToker Awbimax Berencana Dapatkan Protection Visa Australia

Kompas.com - 14/04/2023, 09:52 WIB
Rintan Puspita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- TikToker Awbimax Reborn atau Bima disorot usai membuat video presentasi penyebab Lampung tak maju-maju sampai sekarang. Di mana konten itu membuatnya dilaporkan ke polisi oleh Ghinda Ansori Wayka atas dugaan pencemaran nama baik. 

Padahal di konten itu dirinya mempresentasikan masalah-masalah yang membuat Lampung tak maju sampai sekarang.

Awbimax mengkritisi dari segi infrastruktur, ekonomi, pemerintah, pendidikan di Lampung.

"Alasan utama infrastruktur yang terbatas, di Lampung banyak banget proyek-proyek pemerintah yang mangkrak," ujarnya lewat akun @awbimaxreborn.

"Contohnya Kota Baru dari zaman gue SD sampai sekarang, gue enggak pernah denger kabarnya lagi. Itu aliran dana dari pemerintah pusat ratusan miliar ya bestie, dan gue enggak tahu itu sekarang udah jadi tempat jin buang anak kali," ucapnya lagi.

Baca juga: Respons Vino G Bastian Ikut Kebagian Saweran Mira Hayati, Wanita yang Viral Beli Tas Emas Rp 500 Juta

Dia juga mengkritik bagaimana sistem pendidikan di Lampung yang masih banyak ditemukan kecurangan. 

"Gue enggak bilang Lampung kekurangan orang pinter, cuma proses penyaringan peserta didik yang ada di Lampung banyak banget kecurangan," kata Awbimax. 

"Bahkan yang berkontribusi orang-orang yang bekerja di sektor pendidikan, kayak dosen nitipin anaknya, rektor nitipin ponakannya," lanjutnya.  

Kini, Awbimax kembali jadi sorotan setelah membuat konten tentang rencananya untuk memiliki protection visa subkelas 866. 

Baca juga: Isi Kritikan TikToker Bima alias Awbimax Reborn soal Lampung yang Dinilai Tak Maju-maju

"Good bye Lampung! good luck ya di sana. HAHAHA," tulisnya sebagai keterangan akun @awbimaxreborn.

Awalnya banyak yang menduga Awbimax telah mendapatkan visa tersebut, tapi kemudian dia memberikan klarifikasi bahwa itu merupakan rencana kedepan untuk menghadapi persekusi terhadap dirinya. 

Sampai saat ini dia masih memegang student visa subclass 500. 

"Well perlu diklarifikasi sampai detik ini gua masih memegang student visa subclass 500 kok," tulisnya.

"Di video gua yang trending itu solusi terbaik bagi gua untuk ambil protection visa kalau memang dinegara sendiri keselamatan gua gak aman, so gua bisa langsung apply protection visa langsung," lanjutnya.

Unggahan yang ditonton hampir 7 juta kali itu mendapat dukungan dari banyak netizen yang mengaku tinggal di Lampung atau berasal dari daerah tersebut.

"Pokoknya kalau orang Lampung yang ngomong keburukan Lampung enggak apa-apa, gue ngangguk iye bener semua, bener bimm," tulis @rachmawee.

"Lampung Tengah jalannya parah bisa buat mancing ikan, bisa buat berenang juga," tulis @vrthdlaprl.

"Bener banget, banyak bangunan mangkrak yang bisa di alih fungsi, terus tempat wisaya yang booming abis itu enggak dikelola lagi akhirnya dilupain deh," tulis @triahadi.

Sebagai informasi, dikutip dari website imigrasi Australia, Subclass 866 Protection Visa
Visa ini adalah untuk orang yang tiba di Australia dengan visa yang sah dan ingin mencari suaka.

Ini memungkinkan seseorang untuk tinggal di Australia secara permanen, jika terlibat dalam kewajiban perlindungan Australia dan memenuhi semua persyaratan lain untuk pemberian visa.

Biaya pembuatan visa ini sekitar 40 dollar Australia atau sekitar Rp 398.289.

@awbimaxreborn

Presentasi kali ini tentang alasan kenapa Lampung tidak maju-maju dan malah banyak warganya yg bekerja di luar daerah atau bahkan ke luar negeri. Apakah di daerah kalian sama?

? Toxic - BoyWithUke
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com