Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Giokniwati
Trainer, Coach, Consultant. Founder of Elevasi Performa Insani (elevasi.id)

Perempuan yang memiliki kegairahan dalam mengelevasi sumber daya manusia sehingga lebih berdaya, berkinerja unggul, dan memiliki makna. Seorang pengamat kehidupan yang memetik buah inspirasi untuk dibagikan kepada orang lain melalui tulisan maupun sesi bicara.

Cek Toko Sebelah 2: Masa Lalu yang Belum Berlalu

Kompas.com - 27/12/2022, 08:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SEBUAH inspirasi dari film Cek Toko Sebelah 2 produksi Starvision. Berjeda enam tahun dari sekuel pertamanya, Cek Toko Sebelah 2 yang skenarionya ditulis oleh Ernest Prakasa bersama istrinya—Meira Anastasia—akhirnya tayang di bioskop 22 Desember 2022.

Drama keluarga-romansa-komedi bagai gado-gado yang sedap disantap. Semua pas, dua jempol untuk bumbu, bahan, dan peracik tontonan ini.

Film ini mengangkat konflik yang sangat lumrah terjadi dalam kehidupan manusia dan sangat menggelitik saya untuk membuat tulisan ini.

Ada dua aha momen konflik yang saya simpulkan dengan “masa lalu yang belum berlalu.”

Aha momen pertama.

Maya Hasan yang berperan sebagai Agnes, ibu Natalie (kali ini diperankan oleh Laura Basuki bukan lagi oleh Gisella Anastasia) menjadi sosok antagonis yang memantik konflik dalam persiapan pernikahan Erwin (diperankan oleh Ernest Prakasa) dan Natalie.

Agnes adalah orangtua tunggal, bercerai karena suaminya berselingkuh. Sepotong adegan kilas balik menggambarkan Agnes adalah keluarga kaya, tidak demikian dengan suaminya.

Masa lalu Agnes belum berlalu. Kejadian masa lalu itu masih membelenggu Agnes dengan pemikiran, keyakinan, bahkan konsep yang menghasilkan perilaku sangat mengontrol dan protektif terhadap anak perempuan semata wayangnya.

Erwin yang berbeda strata ekonomi dan sosial diyakininya dapat memicu masalahnya berulang pada anaknya. Tawaran pekerjaan di Singapura yang diterima Erwin pun diminta untuk dibatalkan.

Konflik dua keluarga menjelang pernikahan menjadi peringatan bagi keluarga Indonesia pada umumnya.

Ekspresi dari merasa tidak berdaya, lalu mengambil otoritas, hingga muak seorang anak yang dikendalikan oleh orangtuanya dapat ditangkap oleh penonton oleh akting Laura Basuki yang natural apik.

Aha momen ke dua.

Sudah tidak adanya toko kelontong membuat papa dari Erwin dan Yohan (diperankan oleh Dion Wiyoko), yaitu Koh Afuk, diperankan oleh Chew Kin Wah punya banyak waktu senggang.

Sebuah permintaan “ingin momong cucu” diutarakan si papa kepada anak sulungnya—Yohan—dan menantunya—Ayu, diperankan oleh Adinia Wirasti.

Sebuah kearifan lokal juga ditunjukkan melalui adegan “dipinjami bocah” agar menstimuli keluarga yang belum punya anak, segera hadir anak. Hmm, menarik, bukan?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com