Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Belajar Komunikasi Budaya dari Jungkook BTS

Kompas.com - 24/11/2022, 08:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dengan menggunakan komunikasi budaya yang efektif, sebuah negara bahkan bisa mendapatkan keuntungan secara ekonomi.

Korea Selatan contohnya, telah memperkenalkan simbol-simbol budayanya melalui sajian musik, fashion, dan konten drama.

Dengan budaya Korean Wave yang berhasil tersebar luas di seluruh dunia, Korea Selatan telah membuktikan bahwa diplomasi dapat dilakukan menggunakan jalur budaya (soft diplomacy).

Diseminasi budaya Korea Selatan yang dilakukan secara massif telah berhasil memberikan keuntungan secara ekonomi bagi negeri ginseng tersebut. BTS diperkirakan telah berkontribusi sekitar 0,5 persen dari keseluruhan ekonomi Korsel.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Sudahkah memanfaatkan peluang ini?

Melihat pada gelaran yang baru-baru ini diselenggarakan, yaitu KTT G20 di Bali, tampaknya Indonesia juga mulai “memanfaatkan” komunikasi budaya untuk menarik perhatian dunia.

Welcome dinner pemimpin G20 yang sukses menjadi perbincangan netizen dunia membuktikan bahwa Indonesia mampu mengirimkan “pesan” bahwa negara ini kaya akan nilai-nilai adat, tradisi yang unik, dan sikap ramah tamah.

Di sisi lain Indonesia juga mampu memperlihatkan ‘kemewahan’ yang elegan dan hangat lewat sajian budaya yang meriah.

Tidak hanya itu, Indonesia juga mencoba mengirimkan “pesan” melalui simbol busana bercorak Batik dan Kain Tenun Ikat Bali yang juga sukses dikenakan oleh para pemimpin dunia.

Indonesia perlu terus melebarkan sayap dengan memanfaatkan komunikasi budaya bukan hanya saat menjadi tuan rumah acara internasional.

Masih banyak industri yang dapat "digarap" untuk mengirimkan pesan kepada dunia internasional.

Beberapa alasan mengapa Indonesia harus mulai gencar melakukan komunikasi budaya antara lain:

  • Mobilitas masyarakat dunia yang tinggi. Semakin banyak perjalanan yang dilakukan dari satu negara ke negara lain menjadi peluang ekonomi bagi Indonesia untuk mendatangkan turis asing.
  • Adanya saling ketergantungan dari sisi ekonomi antara satu negara pada negara lain. Kehidupan ekonomi suatu negara sangat bergantung pada kemampuan negara tersebut untuk berkomunikasi dengan negara lain yang memiliki kebudayaan yang berbeda. Untuk itu, setiap bangsa harus mampu berkomunikasi secara efektif dengan kultur-kultur yang berbeda.
  • Perkembangan teknologi telah membuat komunikasi antarbudaya semakin mudah, praktis, dan tidak terhindarkan. Misalnya, melalui film-film impor yang secara tidak langsung mengajari kita untuk mengenal adat dan kebiasaan serta riwayat bangsa lain.

Kita tidak kalah "kaya" akan konten budaya yang bisa disebarluaskan melalui musik, film, fashion, kosmetik, dan sebagainya. Dengan berbagai substansi budaya, Indonesia seharusnya tidak akan kehabisan ide untuk menarik perhatian dunia.

*Pranata Humas Ahli Muda Badan Riset dan Inovasi Nasional

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com