Dengan menggunakan komunikasi budaya yang efektif, sebuah negara bahkan bisa mendapatkan keuntungan secara ekonomi.
Korea Selatan contohnya, telah memperkenalkan simbol-simbol budayanya melalui sajian musik, fashion, dan konten drama.
Dengan budaya Korean Wave yang berhasil tersebar luas di seluruh dunia, Korea Selatan telah membuktikan bahwa diplomasi dapat dilakukan menggunakan jalur budaya (soft diplomacy).
Diseminasi budaya Korea Selatan yang dilakukan secara massif telah berhasil memberikan keuntungan secara ekonomi bagi negeri ginseng tersebut. BTS diperkirakan telah berkontribusi sekitar 0,5 persen dari keseluruhan ekonomi Korsel.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Sudahkah memanfaatkan peluang ini?
Melihat pada gelaran yang baru-baru ini diselenggarakan, yaitu KTT G20 di Bali, tampaknya Indonesia juga mulai “memanfaatkan” komunikasi budaya untuk menarik perhatian dunia.
Welcome dinner pemimpin G20 yang sukses menjadi perbincangan netizen dunia membuktikan bahwa Indonesia mampu mengirimkan “pesan” bahwa negara ini kaya akan nilai-nilai adat, tradisi yang unik, dan sikap ramah tamah.
Di sisi lain Indonesia juga mampu memperlihatkan ‘kemewahan’ yang elegan dan hangat lewat sajian budaya yang meriah.
Tidak hanya itu, Indonesia juga mencoba mengirimkan “pesan” melalui simbol busana bercorak Batik dan Kain Tenun Ikat Bali yang juga sukses dikenakan oleh para pemimpin dunia.
Indonesia perlu terus melebarkan sayap dengan memanfaatkan komunikasi budaya bukan hanya saat menjadi tuan rumah acara internasional.
Masih banyak industri yang dapat "digarap" untuk mengirimkan pesan kepada dunia internasional.
Beberapa alasan mengapa Indonesia harus mulai gencar melakukan komunikasi budaya antara lain:
Kita tidak kalah "kaya" akan konten budaya yang bisa disebarluaskan melalui musik, film, fashion, kosmetik, dan sebagainya. Dengan berbagai substansi budaya, Indonesia seharusnya tidak akan kehabisan ide untuk menarik perhatian dunia.
*Pranata Humas Ahli Muda Badan Riset dan Inovasi Nasional
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.