Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Celerina Judisari, Sosok Nekat di Balik Film Kadet 1947 dan Satria Dewa: Gatotkaca

Kompas.com - 22/07/2022, 15:01 WIB
Andi Muttya Keteng Pangerang

Editor

KOMPAS.com - Pada 2021, perfilman Indonesia diramaikan oleh film Kadet 1947, sebuah drama perang karya Rahabi Mandra dan Aldo Swastia.

Setahun kemudian, film berjudul Satria Dewa: Gatotkaca tayang di bioskop yang disutradarai Hanung Bramantyo.

Selain para sutradaranya, kesuksesan dua film itu juga tak lepas dari tangan dingin Celerina Judisari sebagai produser.

Membuat dua film besar seperti Kadet 1947 dan Satria Dewa: Gatotkaca selama masa pandemi bukan hal yang mudah karena penuh tantangan, tak terkecuali bagi Celerina.

Baca juga: Tayang di Netflix, Film Kadet 1947 Dapat Sambutan Positif

Tantangan pandemi

“Saya sempat menangani dua film besar sekaligus dalam waktu yang berdekatan di masa pandemi. Mungkin hanya saya yang mendapat kesempatan seperti itu. Atau yang berani," kata Celerina.

Ketidakpastian waktu untuk memulai syuting, cara menahan suasana hati kru untuk tetap berada dalam proyek, budget yang bergerak terus, penyesuaian kreatif, dan lokasi untuk tetap dapat melaksanakan produksi dalam prokes yang ketat.

"Orang lain bilang saya sudah gila. Tetapi saya menganggap ini adalah tantangan yang harus diselesaikan dengan baik. Memang bukan hal mudah karena dua film ini masing-masing melibatkan kru yang besar," lanjutnya.

Ia menyebut ada sekitar 350 orang kru untuk masing-masing film tersebut.

Baca juga: Film Satria Dewa: Gatotkaca Bakal Tayang di Bioskop AS dan Kanada

"Tapi semua bisa saya jalani karena kru pun bahu membahu menyelesaikan dengan semangat. Mereka bangga pada Kadet 1947 dan Gatotkaca. Filmya sudah tayang, bisa dinikmati oleh penonton,” kata Celerina.

Saat ini, film Kadet 1947 tayang di Netflix dengan peringkat nomor dua paling banyak dicari pada bulan Juli 2022.

Ini merupakan salah satu prestasi yang membanggakan karena film perjuangan ternyata juga diminati oleh penonton Indonesia.

Dengan tayang pada Netflix maka jangkauan penonton menjadi lebih luas, tidak hanya di Indonesia tetapi juga secara internasional.

Baca juga: Selamat untuk Film Kadet 1947

“Generasi sekarang harus melihat Kadet 1947, supaya paham bahwa Indonesia tetap ada karena pengorbanan banyak pihak, termasuk anak-anak muda tahun 1947. Bayangkan para pejuang usia 18 hingga 20-an bertempur secara fisik. Generasi sekarang akan menjumpai Halim Perdanakusuma, Adisucipto sebagai manusia ya bukan Bandara," ucapnya.

“Masyarakat internasional juga harus melihat bahwa ada perang yang seru di wilayah Indonesia. Bukan hanya perang di belahan dunia lain. Selain itu bahwa sineas muda Indonesia bisa lho buat film tempur dengan kualitas yang baik," tambahnya.

Kecintaan sejak remaja

Ketertarikan Celerina pada industri film dan hiburan sendiri sudah tumbuh sejak remaja.

Celerina menghabiskan masa kecilnya di Cimahi dan aktif dalam komunitas kesenian seperti vocal group, seni tari, dan dance.

Baca juga: Film Satria Dewa: Gatotkaca Siap Beredar di Malaysia dan Amerika Utara

“Saya dari remaja memang sudah suka banget sama seni terutama film. Saya dulu ngefans banget sama Ray Sahetapy. Saking sukanya sampe bela-belain ngejar dia ke Festival Film Indonesia waktu itu diadakan di Bandung," ucapnya.

Belasan tahun kemudian, Celerina sebagai produser memperoleh piala Pemeran Pnendukung Terbaik atas nama Ray Sahetapy di Festifal Film Bandung untuk perannya dalam film Siapa Di Atas Presiden (2014).

"Saya percaya ada korelasi energi positif dari peristiwa itu," katanya.

Kecintaannya pada dunia seni mengantarkan Celerina bertemu dan berteman dengan aktor, aktris, penyanyi, serta seniman sehingga selalu ada inspirasi dan energi positif untuk bekerja dalam lingkup kreatif.

Baca juga: Lirik Lagu Maju, Singel Terbaru .Feast untuk Film Kadet 1947

Meraih gelar Master pada 1995, Celerina juga merupakan alumni dari SMPN 1 Cimahi dan SMAN 4 Bandung. Sehingga Bandung dan Cimahi merupakan rumah kedua bagi dirinya.

Celerina berharap bahwa karya-karyanya juga akan menjadi kebanggan bagi masyarakat Bandung dan Cimahi.

“Saya masih punya cita-cita untuk memproduksi film berdasarkan narasi lokal untuk pasar internasional yang komersial. Semoga kesampaian ya," ujarnya.

Selain sebagai produser film, Celerina juga menjabat sebagai Ketua Bidang Usaha dan Pembiayaan Film di Badan Perfilman Indonesia.

Baca juga: Hanung Bramatyo Pastikan Satria Dewa: Gatotkaca Bakal Ada Kelanjutan Kisahnya

Wanita yang biasa disapa Ayie ini telah menggeluti dunia produksi film dan pemasaran televisi sejak 2002.

Di samping Kadet 1947 dan Satria Dewa: Gatorkaca, Celerina pun merupakan produser film dari ? (Tanda Tanya) (2014).

Ia terlibat juga dalam film Perahu Kertas, Soekarno, dan Gundala.

Pada perhelatan olahraga internasional Asian Games 2018 Jakarta – Palembang, Celerina bertindak sebagai Vice Director Ceremony yang menangani acara pembukan dan penutupan Asian Games 2018, termasuk memproduseri video pembukaan Presiden Jokowi dengan motor terbangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com