BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Mola

Sutradara Ron Howard Kisahkan Perjalanan dari Aktor Cilik hingga Sutradara Peraih Oscar di Mola Living Live

Kompas.com - 04/03/2022, 15:32 WIB
Aningtias Jatmika,
Sheila Respati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – “Aku tahu bahwa kau mengamati seluruh proses syuting ini dengan saksama. Suatu hari, kamu akan menjadi sutradara.”

Kalimat itu diucapkan Howard Morris kepada Ron Howard dengan serius. Kala itu, Ron masih berusia 10 tahun. Komedian Howard Morris merupakan lawan main Ron dalam serial komedi situasi The Andy Griffith Show yang populer di Amerika Serikat (AS) pada 1960-an. Kalimat tersebut terus diingat oleh Ron hingga bertahun-tahun setelah perbincangan dengan Morris berlalu.

“Gagasan tersebut menghantui pikiran saya,” ujar Ron dalam acara Mola Living Live yang digelar pada Rabu (2/3/2022).

Pasalnya, sebelum Morris mengatakan hal tersebut kepadanya, ia memang sempat melontarkan keinginan menjadi sutradara dalam wawancara dengan majalah yang tidak ia sebutkan namanya. Namun, saat itu ia menyampaikan keinginan menjadi sutradara tanpa keseriusan.

Saat ditanya mengenai cita-cita, Ron yang saat itu masih berusia 8 tahun dengan polos menjawab, “Aku ingin menjadi aktor, penulis, produser, sutradara, kamerawan, sutradara, dan pemain baseball.” Tak disangka, ceplas-ceplos Ron menjadi kenyataan.

Pria yang lahir pada 1 Maret 1954 itu mengawali karier sebagai aktor cilik. Dia membintangi sejumlah serial televisi, termasuk salah satu episode dalam serial The Twilight Zone.

Nama Ron kian melambung ketika memerankan Opie Taylor. Opie adalah putra dari Sheriff Andy Taylor yang diperankan oleh Andy Griffith dalam serial The Andy Griffith Show.

Sejak itu, dia berseliweran di layar kaca dengan membintangi sejumlah serial, seperti The Many Loves of Dobie Gillis dan The Cheyenne Show.

Ron kemudian melebarkan kemampuan aktingnya di dunia film. Film pertamanya yang berjudul The Music Man tayang pada 1962. Dalam film ini, ia dipasangkan dengan aktor Robert Preston dan aktris Shirley Jones. Lalu, ia juga berperan dalam film The Courtship Of Eddie's Father pada 1963 dengan aktor Glenn Ford.

(Baca juga: Bintangi Banyak Film dan Sabet Penghargaan Bergengsi, Seperti Ini Perjuangan Sylvester Stallone Raih Kesuksesan)

Puas menghabiskan masa kanak-kanak dengan menjadi aktor, hasrat Ron untuk terjun dalam dunia penyutradaraan kian tak terbendung. Ketika berusia 15 tahun, dia memantapkan diri untuk menjadi “kapten” dalam pembuatan film.

Sebelum terjun ke dunia penyutradaraan, sutradara Ron Howard memulai karier sebagai aktor cilik.Mola Sebelum terjun ke dunia penyutradaraan, sutradara Ron Howard memulai karier sebagai aktor cilik.

Ayah dari aktris Bryce Dallas Howard itu menceritakan bahwa sejak awal terlibat dalam The Andy Griffith Show, dia begitu menikmati suasana di lokasi syuting.

“Saya menikmati suasana ketika penulis skrip menjelaskan naskahnya kepada para pemain. Saya juga menyukai euforia ketika tim kamerawan mengatur kamera di set pengambilan gambar,” jelas Ron.

Ron menilai, dirinya lebih menikmati momen ketika berkolaborasi dan bekerja dengan banyak orang di balik layar daripada berakting di depan kamera.

Debut pertama sebagai sutradara dia lakukan dalam tayangan komedi berjudul Grand Theft Auto pada 1977. Setelah itu, ia semakin fokus dalam dunia penyutradaraan. Sejumlah serial serta film yang dibuatnya antara lain, Skyward (1980), Splash (1984), Willow (1988), Parenthood (1989), dan Backdraft (1991).

Sempat diragukan

Dalam Mola Living Live, Ron mengisahkan bahwa kemampuannya sebagai sutradara sempat diragukan. Terlebih, pada awal karier sebagai sutradara. Sebab, Ron masih berusia 25 tahun saat itu.

Skyward merupakan film debut pertama dalam karier penyutradaraan Ron. Kala itu, dia harus bekerja sama dengan aktris kawakan Bette Davis.

Bette jatuh cinta dengan perannya dalam Skyward. Namun, dia tidak suka disutradarai oleh Ron. Bette menganggap Ron sebagai “anak kecil yang belum berpengalaman”.

“Bette bahkan tidak menyembunyikan ketidaksukaannya terhadap saya. Saya merasa terintimidasi,” kata Ron sambil terkekeh mengingat kejadian tersebut.

Meski berada dalam situasi sulit, Ron tidak menyerah. Dia mengikuti saran sang ayah untuk tetap bersiap baik dan profesional terhadap Bette.

“Bette tahu bahwa dia membutuhkan sutradara. Kau tak boleh goyah dan terintimidasi. Bersikap baiklah kepadanya,” ujar Ron menirukan nasihat sang ayah.

(Baca juga: Dari Mahasiswa Dropout hingga jadi Aktor Terkenal, Richard Gere Ceritakan Kisah Hidupnya di Mola Living Live)

Untuk diketahui, ayah Ron adalah Rance Howard. Dia merupakan sutradara, penulis, dan aktor kenamaan AS. Sementara itu, ibu Ron adalah Jean Speegle Howard yang berprofesi sebagai aktris. Wajar jika darah seni dan film mengalir pada diri Ron.

Kegigihan Ron terhadap Bette membuahkan hasil. Tak butuh waktu lama bagi Bette untuk mengakui kepiawaian Ron dalam penyutradaraan.

Raih Piala Oscar

Karier penyutradaraan Ron terus melambung. Sejumlah filmnya berhasil memikat penonton di seluruh dunia. Sebut saja, Apollo 13, Cinderella Man, Frost/Nixon, Angels & Demons, dan In the Heart of the Sea.

Kerja keras Ron membuahkan hasil kala ia meraih Piala Oscar pada 2002. Lewat film A Beautiful Mind, Ron membawa pulang Piala Oscar untuk kategori Film Terbaik dan Sutradara Terbaik. Film ini pun turut memenangkan kategori Skenario Adaptasi Terbaik dan Aktris Pendukung Terbaik.

Lewat film A Beautiful Mind, Ron membawa pulang Piala Oscar untuk kategori Film Terbaik dan Sutradara Terbaik pada 2002.Mola Lewat film A Beautiful Mind, Ron membawa pulang Piala Oscar untuk kategori Film Terbaik dan Sutradara Terbaik pada 2002.

Sebagai informasi, A Beautiful Mind merupakan kolaborasi antara sutradara Ron Howard dan penulis naskah Akiva Goldsman.

Film tersebut mengisahkan biografi matematikawan Amerika, John Nash, yang menderita skizofrenia paranoid. Akibat kondisi kejiwaan tersebut, Nash harus dirawat di rumah sakit jiwa.

Ron mengakui, film yang menyoroti masalah kesehatan mental (mental health) itu memberikan kesan mendalam terhadap dirinya.

“Tema itu sedikit berbeda dengan film-film yang saya sutradarai sebelumnya. Lewat film ini, saya ingin menunjukkan perspektif baru kepada penonton mengenai seseorang yang berjuang menghadapi masalah mental,” jelas Ron.

Menurut Ron, keberhasilan film tersebut tak lepas dari kerja keras dan kolaborasi apik seluruh tim, termasuk aktor Russel Crowe yang berperan sebagai John Nash.

Demi mendalami perannya, Russel bahkan meluangkan waktu yang cukup lama untuk berbincang secara langsung dengan sosok John Nash di kehidupan nyata. Hal ini diakui Ron sebagai salah satu bentuk dedikasi tim dalam film yang digarapnya.

(Baca juga: Seru dan Inspiratif, Susan Sarandon Bagikan Kisah Hidupnya di Mola Living Live)

Bagi Ron, menjadi sutradara bukan sekadar menjadi pemimpin. Lebih dari itu, dia juga harus menciptakan suasana kerja yang rileks dan menyenangkan. Dengan begitu, seluruh anggota tim dapat mengeluarkan potensi terbaik mereka.

Pengalaman penyutradaraan Ron dalam berbagai film-film terbaik dapat Anda saksikan secara lengkap di program Mola Living Live.

Untuk diketahui, Mola Living Live merupakan program wawancara eksklusif gagasan Mola yang menghadirkan tokoh kenamaan dunia untuk menceritakan pengalaman hidupnya.

Sejumlah tokoh dunia inspiratif yang pernah diundang dalam acara tersebut di antaranya adalah Alec Baldwin, Kurt Russell, Michael Douglas, Robert De Niro, Francis F Coppola, John Travolta, Oliver Stone, Mike Tyson, Sharon Stone, Luc Besson, Darren Aronofsky, Spike Lee, Gary Vaynerchuk, dan Sylvester Stallone.

Untuk menyaksikan program Mola Living Live episode Ron Howard atau tokoh lainnya, silakan unduh aplikasi Mola yang tersedia di App Store dan Play Store. Opsi lainnya, acara tersebut bisa ditonton melalui situs resmi Mola dengan mengeklik tautan ini.


Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com