Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Denada Cerita Perjuangan Hidup di Singapura, Sempat Tak Bekerja dan Uang Sisa Rp 200 Ribu

Kompas.com - 03/01/2022, 09:02 WIB
Cynthia Lova,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

Sebab, pandemi Covid-19 membuatnya berhenti bekerja.

“Dan memang dua tahun ini berat banget. Sebelumnya sih masih gampang karena dari sana ke sini penerbangan banyak. Aku dulu sering pulang ke Indonesia dari sana subuh, sampai sini kerja seharian, flight terakhir aku pulang ke Singapura,” kata Denada.

Baca juga: Jadi Instruktur Zumba, Cara Denada Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Jual aset hingga emas

Karena tak ada pekerjaan, Denada harus menjual aset dan bareng-barang berharganya untuk biaya hidup maupun pengobatan sang anak di Singapura.

“Waktu pandemi ini, jual jual semua yang ada. Rumah, rumah yang di sini masih on sale ya, belum ketemu jodohnya. Rumah yang sekarang kami tempati, aku kan sekarang tinggal di Bintaro, kami juga lagi iklankan untuk dijual,” ucap Denada.

“Mobil (juga dijual). Sekarang aku pakai punya mama. Jadi semua, apapun yang aku jual, tas branded, perhiasan, kebetulan yang posisinya ada di Indonesia,” katanya lagi.

Meski begitu, Denada tak pernah menyesal sudah menjual barang-barang berharganya untuk biaya hidup dan pengobatan anaknya di Singapura.

Baca juga: Jual Rumah hingga Mobil demi Pengobatan Anak di Singapura, Denada: Tidak Ada Kepahitan

Sempat uang di ATM tersisa Rp 200.000

Denada mengatakan, dua tahun terakhir ini hidupnya memang terasa sulit di Singapura.

Saking sulitnya, uang Denada di ATM pernah hanya tersisa Rp 200.000.

Padahal, saat itu Denada harus membayar pengobatan Aisha dan untuk biaya hidup sehari-harinya di Singapura.

“Ini akhirnya aku juga jadi cerita, pernah dalam satu hari, satu hari itu uangku cuma ada Rp 200.000, enggak nyampai 20 dolar," ujar Denada.

"Sementara 20 dolar di Singapura buat apa sih. Sementara kita ini, Aisyah harus treatment, harus ada pengeluaran. Dan enggak satu kali dua kali ini benar-benar enggak tahu gimana. Mama enggak tahu nih, walaupun akhirnya aku cerita di mana-mana, dia jadi tahu," katanya lagi.

Baca juga: Kisah Perjuangan Denada Temani Anak Berobat di Singapura, Uang Pernah Sisa Rp 200.000

Hal-hal sulit yang dialaminya di Singapura ia simpan sendiri. Kesedihannya itu, hanya ia ungkapkan ke Allah.

Saat itu, ia minta pertolongan ke Allah di setiap doanya.

Keajaiban selalu hadir menjawab doa-doanya

Ia bersyukur doa-doa yang dilantunkannya ke Allah selalu didengar.

Sebab, saat masa-masa sulit itu, Denada selalu saja diberikan rezeki.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com