Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jual Rumah hingga Mobil demi Pengobatan Anak di Singapura, Denada: Tidak Ada Kepahitan

Kompas.com - 02/01/2022, 11:41 WIB
Cynthia Lova,
Andi Muttya Keteng Pangerang

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyanyi Denada menetap di Singapura sejak 2018.

Denada menemani anaknya menjalani perawatan kanker darah atau leukemia di rumah sakit Singapura.

Seperti diketahui, biaya hidup dan perawatan Aisyah tergolong mahal.

Denada pun menceritakan perjuangannya bertahan hidup di Singapura.

Baca juga: Kondisi Terkini Anak Denada yang Idap Leukemia, Sudah Bisa Sekolah

“Iya emang kami dikasih tahu dokter ada di sini, sudah tahu ingat ya kalau di Singapura berarti akan dua sampai tiga kali lipat lebih mahal dari treatment di Indonesia. Jadi itu diingetin dulu, kami sudah tahu,” ujar Denada dikutip Kompas.com di kanal YouTube MAIA ALELDUL TV, Minggu (2/1/2022).

“Dan memang dua tahun ini berat banget, sebelumnya sih masih gampang karena dari sana ke sini penerbangan banyak. Aku dulu sering pulang ke Indonesia dari sana subuh, sampai sini kerja seharian, flight terakhir aku pulang ke Singapura,” lanjut Denada.

Baca juga: Cerita Denada Saat Uang Tersisa Rp 200.000 dan Harus Tinggalkan Anak untuk Bekerja di Indonesia

Namun, ketika pandemi Covid-19 merebak pada dua tahun terakhir ini, Denada merasa sangat kesulitan. Sebab, ia jadi berhenti bekerja.

Alhasil, Denada menjual aset dan bareng-barang berharganya untuk biaya hidup maupun pengobatan sang anak di Singapura.

“Waktu pandemi ini, jual jual semua yang ada. Rumah, rumah yang di sini masih on sale ya belum ketemu jodohnya. Rumah yang sekarang kami tempati, aku kan sekarang tinggal di Bintaro, kami juga lagi iklankan untuk dijual,” ucap Denada.

Baca juga: Campur Aduk Perasaan Denada Tinggalkan Buah Hati di Singapura untuk Pulang ke Indonesia

“Mobil (juga dijual), sekarang aku pakai punya mama. Jadi semua apa pun yang aku jual, tas branded, perhiasan, kebetulan yang posisinya ada di Indonesia,” sambung Denada.

Meski begitu, Denada tak pernah menyesal sudah menjual barang-barang berharganya untuk biaya hidup dan pengobatan anaknya di Singapura.

“Seperti yang aku bilang ini buat aku tidak ada kepahitan, dalam hatiku ‘Alhamdulillah ada barang-barang itu.’ Kalau enggak ada barang-barang itu yang bisa dijual aku enggak tahu lagi deh gimana caranya bisa survive dua tahun belakangan ini,” tutur Denada.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com