JAKARTA, KOMPAS.com - Tak lengkap rasanya berkunjung ke kota Yogyakarta jika tidak mampir ke Warung Bu Ageng, restoran milik istri seniman Butet Kartaredjasa ini.
Ternyata ada kisah menarik di balik berdirinya warung ini, seperti diceritakan Butet lewat konten Beginu di YouTube Kompas.com.
Salah satu dinding yang menarik di tempat makan ini adalah deretan foto tokoh-tokoh yang lahir dan besar di Yogyakarta tetapi memberikan kontribusi untuk Indonesia.
Baca juga: Soal Mendidik Anak, Butet Kartaredjasa: Orangtua Menangnya Satu, Lahir Duluan
Ada alasan yang diungkap Butet kenapa memasang foto mereka yang sudah meninggal saja.
"Supaya orang-orang yang megalomenia enggak minta dipasang. Kalau lu mau dipasang ya mati dulu dong," kelakarnya.
Selain itu, sambil tertawa Butet menjelaskan tujuan lainnya memasang foto-foto adalah mencegah dipasangnya kalender-kalender dari pelanggan.
Baca juga: Alasan Butet Kartaredjasa Bebaskan Anak Memilih Jalan Hidup
Sebelum Warung Bu Ageng berdiri, Butet memiliki Warung Sobo di Jalan Sultan Agung. Namun warung tersebut bubar karena terdampak gempa.
"Karena gempa akhirnya bubar, kan karena bangunannya rontok, dan saya merasakan susah punya usaha kalau tempat usahanya kontrakan," tutur Butet.
Baca juga: Hobi Kuliner, Butet Kartaredjasa Lebih Senang Berburu Tempat yang Tak Biasa
Butet menyadari sebagai sumber penghasilan di keluarga, dia tidak bisa terus diandalkan.
Memikirkan kemungkinan terburuk, Butet akhirnya memilih membekali istrinya dengan tempat usaha yang bisa menyalurkan kemampuan memasak istrinya.
"Kalau saya mati terus gimana nasib istri dan anak-anakku? Ya kalau mati, kalau stroke misalnya, terus gimana sumber ekonominya mati, padahal istri saya mempunyai kemampuan masak," kata Butet.
Baca juga: Buat Sate Klatak Pak Bari Terkenal Lewat AADC? 2, Butet Kartaredjasa: Saya Senang
Warung itu juga sebagai tanggung jawab moral Butet, kepada istri dan anak-anaknya. Sebab eksistensinya di dunia seni dan rezeki yang diperolehnya semua juga atas pengorbanan anak dan istri, yang rela ditinggalkan saat dia harus bekerja.
Butet memiliki alasan warung istrinya itu tidak memanfaatkan ketenarannya. Bahkan warung itu tidak memajang fotonya.
"Untuk panggungnya istriku yang pinter masak, makanya dia bikin warung aja enggak ada Butet-nya, bukan nyonya Butet," ujar seniman asal Yogyakarta itu.
"Nanti orang datang cuma karena nama saya terkenal," lanjutnya.
Dia berharap orang kembali datang ke tempat tersebut karena kelezatan makanan buatan istriya, bukan karena nama besarnya atau sekedar ingin bertemu dengan Butet.
Jangan berharap menemukan gudeg di warung ini, karena Warung Bu Ageng justru menyajikan makanan dengan konsep nasi campur yang bisa disajikan dalam waktu singkat.
"Saya bilang istri saya 'kita jangan menjual yang sudah mainstream di Yogya, makanya di warung Bu Ageng tidak ada gudeg, tidak ada soto, tidak ada sate dan tongseng kesukaan saya, tapi betul-betul karya-karya eksperimen dari pengalaman-pengalaman saya berwisata lidah," tutur Butet.
Sehingga menu yang dijual adalah nasi campur. Pilihan itu juga dari pengalaman Butet, yang biasanya malas menunggu lama ketika memesan makanan.
Lucunya, ada kalanya Butet muncul di warung ini ketika mendapat panggilan darurat dari istrinya.
Biasanya ini terjadi ketika tamu tiba-tiba banyak dan nasi belum jadi.
"Begitu tidak terduga banyak tamu, biasanya saya di call istri 'pak segera ke sini, tolong tamu dibikin tenang dengan becanda-becanda,' ngajak foto bareng, enggak jadi marah, saya jadi herder," ucapnya sembari tertawa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.