"Makan sehari sekali? Sering sekali. Karena apa, kita gajian mengandalkan penonton. Begitu kita mau main sore, misalnya, hujan deras. Siapa yang mau nonton? Enggak ada pemasukan," kata Kadir.
Bahkan, pemeran film Cintaku di Rumah Susun itu menyebut uang yang didapatkan kadang tidak cukup untuk membeli makan, meskipun sekali.
"Minimal kalau main ramai, malam Minggu itu bisa makan dua kali," kata Kadir.
Akhirnya, cara terbaik untuk mengatasi keterbatasan ekonomi itu, Kadir biasa membuat nasi liwet bersama teman-temannya.
Kepada pembawa acara Raffi Ahmad, Kadir juga menceritakan masa-masa pahitnya saat masih kecil.
"Saya kelas 4 SD, abah saya meninggal, saya panggil bapak saya itu abah. Tinggal ibu saya yang tidak pernah kerja, kebingungan. Mau tidak mau saya membantu," kata Kadir.
Pria kelahiran September 1951 itu pun sudah bekerja demi mendapatkan uang. Dia misalnya pernah berjualan permen tape sambil bersekolah.
Kadir sangat bersyukur karena pekerjaan-pekerjaan kecil seperti itu bisa meringankan beban ibunya.
"Pulang saya dapat rezeki sendiri, tidak ganggu orangtua. Terus baru saya ikut sandiwara ludruk," kata Kadir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.