Dua buah tindikan, satu di kanan dan kiri daun telinganya sebagai bentuk menolak permintaan orangtuanya sebagai PNS.
Ndarboy menyebut, sejak dahulu orangtuanya selalu mendambakannya menjadi seorang pegawai negeri sipil atau PNS, tetapi Ndarboy merasa hasrat profesi yang ingin ia geluti bukan di situ.
“Akhirnya saya berpikir bagaimana biar bisa menjadi batas agar bisa konsisten bermusik, akhirnya saya tindik kuping saya, kan kalau mau jadi PNS enggak boleh ditindik,” ucap Ndarboy Genk seperti dikutip dari kanal YouTube Trans7, Jumat (15/12/2023).
Termasuk saat dirinya berkuliah, Ndarboy Genk berkuliah karena dorongan orangtua agar bisa menjadi PNS kelak.
“Itu saat kuliah, kuliah karena keluarga penginnya aku jadi PNS,” ucap Ndarboy Genk.
Namun demikian, Ndarboy tetap menghidupkan aktivitasnya dalam dunia musik sampai akhirnya orangtuanya mulai mencair dan memberikannya restu.
“(Dapat restu jadi musisi) Mau pandemi tahun 2019-2020, baru lah itu, karena kan Ndarboy dulu sudah main di acara musik lokal-lokal gitu,” ucap Ndarboy Genk.
Meski sudah memberikannya restu untuk menjadi musisi, Pelantun “Mendung Tanpo Udan” ini mengaku orangtuanya masih tetap memberikan kabar apabila ada pendaftaran CPNS.
Bahkan, Ndarboy Genk mengaku sampai dirinya memiliki buku khusus ujian masuk CPNS dari orangtuanya.
“Tetap itu orangtua setiap ada pendaftaran CPNS disuruh daftar, sampai dikasih buku kurikulum gitu,” ucap Ndarboy Genk.
Ada pun, Ndarboy Genk yang lahir pada tahun 1993, merupakan jebolan jurusan Sendratasik Prodi Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang.
Selain “Mendung Tanpo Udan”, lagu-lagu Ndarboy Genk lainnya adalah “Koyo Jogja Istimewa”, “Cidro Asmoro”, dan masih banyak lainnya.
https://www.kompas.com/hype/read/2023/12/15/193424266/tolak-keinginan-orangtua-untuk-jadi-pns-ndarboy-genk-pilih-tindik-telinga