Shinta Bachir dan Indra Kristianto Kompak Tak Hadiri Sidang Mediasi Cerai

Namun, baik Shinta dan Indra kompak tidak hadir di persidangan ini. Sidang ini hanya dihadiri kuasa hukum masing-masing.

Kuasa hukum Indra, Syarifuddin Nasution, mengatakan bahwa Indra tak hadir karena ia masih syok digugat cerai Shinta Bachir.

“Hari ini Indra tidak bisa datang, lebih tepatnya tidak akan datang karena pertama dia masih syok dengan gugatan yang dilayangkan oleh Shinta,” ujar Syarifuddin di PA Jakarta Timur, Kelapa Dua, Jakarta Timur, Selasa.

“Gugatan yang dilayangkan Shinta itu membuat dia syok sampai hari ini dia tidak percaya. Dia pikir ada keributan-keributan kecil yang berujung nantinya bisa perdamaian,” lanjut Syarifuddin.

Syarifuddin mengatakan, Indra syok karena sebenarnya komunikasinya dengan Shinta baik-baik saja selama ini. Bahkan, saat Shinta menggugat cerai Indra, mereka masih sempat bertemu. Gugatan cerai dari Shinta membuat Indra kaget dan syok.

“Jadi syoknya Indra itu, gugatan dilayangkan tanggal 7 Juli, komunikasi dengan Shinta itu masih berjalan seperti biasa, komunikasi by WhatsApp. Ada bertemu konteksnya enggak bisa saya jelaskan lebih dalam, ada pertemuan itu yang membuat syok, karena setelah tanggal 7 mereka masih melakukan pertemuan,” ucap Syarifuddin.

“Mereka masih menjalin komunikasi seperti biasa, bagaimana di rumah, dia kemarin berangkat ke Bali juga Indra tahu, apa-apanya masih komunikasi, itu yang bikin syok,” lanjut Syarifuddin.

Syarifuddin mengatakan, sebagai kuasa hukum ia masih ingin mendamaikan Indra dan Shinta.

“Permasalahannya itu bukan permasalahan yang istilahnya besar, seharusnya bisa disederhanakan dan diselesaikan. Saya maupun Bang Sunan berharap mereka bisa damai kembali, bisa rujuk kembali,” ucap Syarifuddin.

“Kalau pun sampai di titik final, mereka sudah menentukan pilihan untuk berpisah kami berharap berpisah baik-baik. Karena saya dan bang Sunan untungnya dia punya kuasa hukum yang profesional, di mana dia tahu ini adalah ranah wilayah privat yang tidak bisa diumbar ke media sosial,” tutur Syarifuddin.