Pelecehan Seksual di Industri Film, Dian Sastro Desak Kode Etik Mengikat

Melalui unggahan Instagram-nya, Dian Sastro menyebarkan undangan terbuka kepada seluruh anggota ekosistem perfilman Indonesia.

Tujuannya agar bersama-sama berkomitmen dan mengedukasi diri untuk membangun ruang aman dari kekerasan seksual.

"Kenyataannya kekerasan seksual di ekosistem perfilman masih terus terjadi dan, tanpa kejelasan aturan, semua orang bisa menjadi pelaku atau korban," tulis Dian Sastro dalam undangan yang ia bagikan, dikutip Kompas.com, Senin (7/2/2022).

Menurutnya, selama ini tidak sedikit korban pelecehan seksual yang bungkam karena tidak ada sistem penanganan yang baik dan tidak berpihak.

Oleh karena itu, Dian Sastro menganggap ini merupakan pekerjaan rumah setiap orang yang peduli untuk merumuskan dan memegang teguh etika berkarya.

Salah satunya, kata Dian Sastro, dengan membuat dan menyepakati standar kerja untuk pencegahan pelecehan seksual dan mempermudah proses aduan korban.

Dia berujar, langkah nyata yang pihaknya sedang dan akan dilakukan seperti membuat pelatihan anti kekerasan seksual untuk anggota ekosistem.

"Menyusun dan mendorong yang akan ditandatangani seluruh institusi di bawah Badan Perfilman Indonesia (BPI)," tulis Dian Sastro.

"Mendorong dibuatnya kode dan dewan etik, serta membuat mekanisme pengaduan baik di tingkat asosiasi profesi maupun di skala BPI," ujarnya lagi.

Bagi Dian Sastro, salah satu cara untuk menciptakan ruang kerja yang aman dari kekerasan seksual dengan membuat kebijakan atau Standard Operating Procedure (SOP).

"SOP yang dibuat ditujukan untuk mengedukasi, mencegah, melindungi, dan menindak tegas laporan yang masuk," kata Dian Sastro.

Dalam keterangan tertulis unggahan Instagram-nya, Dian Sastro mengajak untuk berperan aktif dalam mendukung permasalahan tersebut.