Gina S Noer Sebut Berkembangnya Filmmaker Perempuan Indonesia Berkat Dukungan Penonton

“Saya bisa berani bilang industri film Indonesia, women filmmaker-nya dimulai dari women support women dan juga penonton perempuan. Karena banyak banget penonton kita perempuan,” kata Gina dalam diskusi Women In Film Indonesia di aplikasi TikTok, Kamis (23/9/2021).

Penulis Skenario Asli Terbaik di FFI 2019 ini mengatakan, seringkali banyaknya penonton perempuan bukannya dieksplorasi melalui cerita film, melainkan malah dieksploitasi oleh produser.

Terutama oleh produser yang tak punya sensitifitas gender. Alhasil, cerita film yang disajikan hanya terlihat dramatis, tetapi tidak mendidik.

“Jadi ya sudah asal sedih, asal ada cerita drama pokoknya penonton perempuan pasti suka,” ucap Gina.

Oleh karena itu sebagai solusinya, filmmaker perempuan harus memahami penambahan ceritanya kalau perempuan itu hidup dalam dunia yang paralel. Paralel yang dimaksud adalah beragam.

Jadi walau lebih banyak perempuan tinggal di kota, ada pula perempuan yang tinggal di daerah terpencil dan mempunyai hambatan yang besar.

“Jadi sebelum kita bicara soal funding (pembiayaan) kita perlu menyamaratakan dan berperan serta dalam pendidikan di Indonesia. Bahkan, seluruh dunia,” kata Gina.

“Ketika bicara perempuan, kita memberikan kesempatan pendidikan, memberikan kesempatan hidup itu apa yang mereka (perempuan desa) lihat,” lanjut Gina.

Misalnya, Gina mencontohkan film karya sutradara dan penulis Kamila Andini berjudul Yuni yang kini memenangkan Platform Prize di Toronto International Film Festival (TIFF) 2021.

Film itu menurut dia sangat mengedukasi, termasuk para perempuan di berbagai lapisan.

“Nah, makanya cerita cerita seperti itu, aplikasi dalam kebijakan-kebijakan oleh pemerintah dan didukung oleh swasta tentu akan bisa menambah jumlah filmmaker kita dan film tentang perempuan,” tutur Gina.