Tidak sedikit penggemar Pandji yang penasaran tentang alasan Pandji berpenampilan beda sepanjang 2020 ini.
Protes
Penampilan baru Pandji juga mencuri perhatian teman karibnya, Raditya Dika. Radit mengaku terkejut dan kemudian protes dengan penampilan baru Pandji.
"Kenapa lu botak? Gue kaget lho lihatnya. Lu lagi di Deddy (kontem Deddy Corbuzier) kalau enggak salah. Gue lihat thumbnail, 'kayaknya gue kenal nih orang, kok jadi kayak begini?' kata Raditya Dika sambil tertawa.
Takut
Namun setelah mengetahui alasan Pandji memutuskan untuk botak, Raditya Dika malah ketakutan mengalami permasalahan yang sama.
Pemilik nama lengkap Dika Angkasaputra Moerwani Nasution itu kini merasa rambutnya sedikit menipis di bagian depan.
"Ih gue takut deh, nanti gitu juga enggak ya? Gue (sekarang) enggak dong (mengalami masalah kebotakan)," ucap Raditya Dika.
Alasan Pandji Pragiwaksono
Rupanya Pandji memiliki masalah genetik yang menyebabkan rambutnya menjadi rontok atau alami kebotakan.
Pandji mengaku sudah lama ingin tampil botak. amun istrinya, Gamila Mustika Burhan meminta Pandji mengatasi masalah kebotakannya itu.
Kata Pandji, setiap bulannya ia pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli obat dan kemudian menggunakannya. Sayangnya upaya Pandji tak membuahkan hasil.
"Karena Mila tahu gue sudah berjuang dan enggak ada hasilnya, gue bilang 'gue pengin botak', ya sudah gue botak," kata Pandji.
Iri
Pandji mengaku iri dengan setiap lelaki yang memiliki rambut tebal. Rasa iri itu juga ditujukan kepada Raditya Dika.
Pria kelahiran Juni 1979 itu kemudian membandingkan rambut tebal Raditya Dika dengan rambut ayahnya.
"Karena kalau bokap lu rambutnya kayak gitu, berarti lu kayak gitu juga. Bapak lu rambutnya tebal, dia tidak botak dan kalau misalnya ternyata bapak lu umur 60-an atau 70an dan rambutnya tetap hitam, kemungkinan lu begitu juga," kata Pandji.
"Ah, betapa mengirikan sekali, sudah duit lebih banyak, rambut lebih bagus lagi," ucap Pandji melanjutkan.
https://www.kompas.com/hype/read/2020/12/17/082219366/antara-pandji-pragiwaksono-raditya-dika-dan-masalah-kebotakan