Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Konser di Indonesia yang Berujung Ricuh Sepanjang 2019

Namun sayang, dari sekian banyak konser yang ada, tak semuanya berjalan mulus.

Sebagian bahkan berujung ricuh dan tak berjalan sesuai konsep yang diusung.

Konser yang sejatinya memberi pengalaman indah pada artis dan penonton pun harus dikubur dalam-dalam.

Berikut Kompas.com merangkum sederet konser yang berujung ricuh:

Konser yang semestinya digelar pada Minggu (10/3/2019) ini dihentikan paksa oleh polisi.

Alhasil, para penonton yang telah rela menunggu konser bertajuk "Hadapi dengan Senyuman" ini harus gigit jari.

Kapolrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan menyebut, penyelenggara belum mengantongi izin konser, melainkan izin keramaian.

"Penyelenggara hanya mengantongi izin keramaian karena konser rencananya akan dihadiri cawapres Sandiaga Uno," katanya di Mal Grand City, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (10/3/2019).

Sejumlah penonton pun meluapkan kekecewaannya karena gagal melihat konser Dewa 19 bertajuk "Hadapi dengan Senyuman", Minggu (10/3/2019) malam di Surabaya.

"Saya sangat kecewa karena tidak ada pemberitahuan sejak awal dari penyelenggara," kata Dea Deanti, salah seorang penonton.

Dari Sidoarjo, dia datang bersama 17 rekan kantornya dari sebuah perusahaan properti di Sidoarjo untuk menghadiri konser "Hadapi dengan Senyuman" Dewa 19.

Sebagian penonton berteriak karena kecewa, sebagian ada pula yang menuntut pihak penyelenggara untuk bertanggung jawab.

Konser grup band Base Jam tiba-tiba dihentikan panitia setelah ada desakan dari sekelompok massa di Aceh, Minggu (7/7/2019).

Saat itu, Base Jam diundang dalam acara malam penutupan Aceh Culinary Festival 2019 di Taman Sultanah Safiatuddin, Banda Aceh. 

Menurut Ketua Pengajian Zikir Tasawuf Tauhid dan Fiqih (Tassafi) Banda Aceh, Tgk Umar Rafsanjani, massa protes karena pihak panitia dianggap telah melanggar kesepakatan dengan mereka. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Jamaluddin, selaku panitia pelaksana, yang turut hadir pada malam itu enggan berkomentar banyak.

Jamaluddin hanya menyebut telah menginstruksikan untuk menutup acara tersebut lebih cepat dari jadwal.

Kapolresta Banda Aceh, Kombes Polisi Trisno Riyanto mengatakan, pembubaran konser grup musik Base Jam berawal saat band tersebut tampil dalam acara penutupan Aceh Culinary Festival, Minggu (7//7/2019).

Kegiatan awalnya berlangsung aman dan lancar. Namun, di akhir acara saat Base Jam tampil, tiba-tiba sekelompok warga datang dan membuat keributan.

“Namun, di akhir acara ada sekelompok masyarakat membuat keributan di lokasi. Kemudian dihalau oleh anggota. Demi ketertiban, aksi kelompok Base Jam kemudian di-stop saja,” ujar Trisno, Selasa (9/7/2019).

Setelah itu, para personel Base Jam langsung turun dari panggung, menuju mobil, dan meninggalkan Taman Ratu Safiatuddin, tempat berlangsungnya acara.

Sekitar 30 menit kemudian, kelompok warga yang menuntut pembubaran juga meninggalkan lokasi.

Ketua Pengajian Zikir Tasawuf Tauhid dan Fiqih (Tassafi) Banda Aceh, awal penolakan dipicu sebuah poster personel Base Jam yang dirancang oleh Tim Kreatif Generasi Pesona Indonesia (GenPI) di bawah Kementerian Pariwisata.

Dalam poster itu, tampak salah satu personel perempuan tidak menutup kepalanya.

Hal ini dinilai tidak sesuai dengan aturan syariat Islam yang berlaku Aceh.

Ribuan penggemar LANY menelan kekecewaan setelah promotor mengumumkan konser band asal Los Angeles, Amerika tersebut, pada Selasa (13/8/2019) malam, dibatalkan.

Ribuan penonton yang sudah tiba di Tennis Indoor Senayan harus pulang dengan tangan hampa setelah kendala teknis membuat konser pelantun "Thick and Thin" itu diundur menjadi Rabu (14/8/2019).

Para penonton yang telah terkatung-katung selama berjam-jam menjadi marah karena panitia mengumumkan informasi konser dibatalkan begitu mendadak.

Penonton meluapkan emosinya dengan berteriak dan menuntut uang tiket dikembalikan.

Penonton merasa kendala teknis yang dialami promotor tak masuk akal.

Mereka berpendapat konser yang telah diumumkan sejak Januari 2019 tersebut, seharusnya bisa mengantisipasi hal-hal tak terduga semacam itu.

Tampak dalam video yang diunggah akun Instagram @depok24jam, para pengunjung yang memenuhi lokasi saling melempar helm ke sesama pengunjung.

Dalam video tersebut, para pengunjung terus mengatakan “woi maling woi maling woi maling” sambil mengerubungi orang yang diduga sebagai maling.

Terlihat pula petugas yang berada di basement ITC Depok tampak kewalahan mengatur para pengunjung yang tidak terkontrol dalam menghakimi orang yang disebut maling tersebut.

Kasubbag Humas Polresta Depok AKP Firdaus mengatakan, peristiwa itu berawal menjelang pukul 21.00 ketika pengunjung di dalam ITC Depok sudah penuh.

“Kemudian pada pukul 20.45 di dalam sudah penuh, namun pengunjung di luar masih membeludak memaksa masuk untuk menonton konser tersebut,” ucap Firdaus.

Lalu, pihak kepolisian yang saat itu berjaga pun berkoordinasi dengan panitia untuk menghentikan konser tersebut dan meminta para penonton untuk bubar.

“Jadi panitia ya yang bubarin atas kesepakatan bersama menghindari terjadinya pembludakan,” ujar Firdaus.

Hujan yang berujung pada molornya acara hingga terjadinya sabotase genset yang dilakukan oleh oknum keamanan menjadi pemicu terjadinya kerusuhan pasca penampilan band Seringai.

Di saat proses negosiasi untuk menyalakan kembali genset, massa penonton sudah melakukan penjarahan ke panggung dan backstage artis.

Rupanya hal itu dipicu ada yang melihat kru artis sedang berbenah, mereka salah menduga itu sebagai vendor yang akan menggulung kabel dan merapikan alat tanda acara usai.

Terlepas dari semua penjelasan mereka, pihak panitia mengakui kerusuhan yang terjadi adalah kegagalan mereka dalam menyelenggarakan event.

Konser yang diselenggarakan di Plaza Timur Senayan, Sabtu (30/11/2019) ini juga berimbas pada beberapa penampil yang berujung batal naik ke atas panggung, seperti Fourtwnty dan Feel Koplo.

Demikian beberapa konser di tahun 2019 yang berujung ricuh.

Semoga tahun 2020 tak terjadi lagi peristiwa serupa...

https://www.kompas.com/hype/read/2019/12/20/133100966/5-konser-di-indonesia-yang-berujung-ricuh-sepanjang-2019

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke