Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenalan dengan Mas Eco, Dispenser Air Ramah Lingkungan

Kompas.com - 24/11/2020, 17:02 WIB
Aniza Pratiwi,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak bisa dipungkiri, pemakaian plastik untuk wadah minuman sehari-hari jumlahnya sangat banyak dan semakin hari semakin menumpuk.

Untuk membantu mengurangi sampah plastik yang kian bertambah setiap harinya, Dede Nurdiansyah (31) membuat terobosan baru, yakni dispenser ramah lingkungan yang dinamai Refill Station Mas Eco.

"Saya ingin mengurangi sampah plastik di Indonesia, apalagi Indonesia salah satu penyumbang sampah plastik terbesar di dunia," ungkapnya saat dihubungi oleh Kompas.com, Selasa (24/11/20).

Baca juga: Begini Cara Menyimpan ASI di Kulkas

Dengan menggunakan Refill Station Mas Eco ini, tiap orang yang ingin membeli air minum, diwajibkan membawa wadah atau tempat minum sendiri, sehingga tidak ada penambahan sampah plastik.

Kini dispenser ramah lingkungan ini sudah terdapat di dua kampus, yakni IBI Kosgoro (Institut bisnis & informatika kosgoro 1957) dan Universitas Sampoerna, Jakarta.

Untuk bisa mendapatkan satu gelas air minum, pembeli harus menggunakan kartu yang sudah terdaftar dengan sistem yang dibuat oleh Dede sebagai alat pembayarannya. Kartu tersebut ditempelkan ke dispenser, kemudian air akan keluar secara otomatis.

"Saat ini kami masih menggunakan kartu mahasiswa dari kedua kampus itu sebagai alat pembayarannya. Ibaratnya seperti kartu E-money saja," ungkap Dede.

Baca juga: Pilihan Vacuum Cleaner Philips, Harga Kisaran Rp 1 Juta

Harga air dari dispenser ramah lingkungan ini lebih murah daripada harga air dalam kemasan, yakni Rp 1.000 per 500 ml untuk di Universitas Sampoerna, dan Rp 500 per 250 ml untuk di IBI Kosgoro. 

Banyak Percobaan

Diakui oleh pria lulusan ISTN (Institut Sains dan Teknologi Nasional) jurusan teknik mesin ini, untuk membuat Refill Station Mas ECO, diperlukan waktu yang tidak sebentar. Banyak langkah-langkah yang dijalaninya.

"Kami berempat membuat Refill Station ini di tahun 2019, awalnya untuk menjalankannya menggunakan kabel data atau usb, kemudian menggunakan wireless sampai akhirnya menggunakan sebuah sistem untuk mengoperasionalkannya," paparnya.

Dengan sistem tersebut, Dede bisa memantau berapa air yang telah dikeluarkan, berapa yang telah terdaftar, walaupun dari jarak jauh.

"Saat ini sudah ada sistem yang terhubung, sehingga bisa dipantau dari jarak jauh," papar Dede.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com