JAKARTA, KOMPAS.com - Sebersih apapun rumah, namun partikel debu mikroskopik, ngengat, sisa asap, dan partikel lainnya di udara pasti akan tetap ada.
Meskipun kehadiran partikel-partikel terebu lumrah, namun kerap kali menimbulkan ketidaknyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi jika Anda atau anggota keluarga memiliki alergi dan gangguan pernapasan.
Namun, masalah tersebut bisa diatasi dengan menempatkan air purifier maupun dehumidifier di ruangan, yang mampu membersihkan dan melembabkan udara di ruangan.
Baca juga: Panduan Memilih Air Purifier untuk Rumah di Tengah Pandemi
Akan tetapi, apa perbedaan kedua perangkat tersebut dan apa kelebihannya masing-masing?
Dikutip dari Woman and Home, Jumat (6/11/2020), berikut penjelasan mengenai air purifier dan dehumidifier, serta perbedaannya.
Pertama, ketahui fungsi perangkat. Pada dasarnya, air purifier dan dehumidifier memiliki fungsi yang mirip, yakni menghilangkan kuman dan alergen di udara.
Air purifier bekerja dengan menggunakan filter High Efficiency Particulate Arresting (HEPA) untuk menangkap partikel debu dan polutan di udara.
Kipas pada air purifier menarik udara dari ruangan dan menyalurkannya melalui serangkaian filter, sebelum mengalirkan udara bersih kembali ke ruangan.
Baca juga: Kualitas Udara Makin Bersih dengan Air Purifier Ini
Beberapa model air purifier hadir dengan fungsi ionisasi, yang mengunakan listrik untuk mengisi ion di udara dan menangkap lebih banyak partikel.
Meskipun bagus untuk mengatasi alergi dan masalah pernapasan, namun fungsi ionisasi menghasilkan ozon yang bisa berbahaya bagi kesehatan pula. Sementara itu, filter HEPA tidak memproduksi ozon.
Adapun dehumidifier menarik kelembapan, termasuk jamur dan mikroba dari udara dan menyimpannya dalam bentuk droplet ke dalam wadah pada perangkat, yang kemudian dibuang secara manual.