Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Bahan Bangunan yang Kuat dan Tahan Lama untuk Rumah

Perlahan-lahan beralih dari gaya hidup nomaden, manusia mulai tinggal di satu tempat untuk waktu lebih lama. Hal ini mungkin disebabkan berakhirnya zaman es terakhir yang menciptakan sumber daya lebih melimpah. 

Manusia tidak perlu melakukan perjalanan jauh untuk mencari makanan dengan tinggal di tempat yang memiliki banyak makanan.

Seiring waktu, gaya hidup yang lebih mapan membawa beberapa tantangan. Alih-alih harus mencari gua untuk berlindung dari cuaca buruk, manusia mulai mencari bahan bangunan  guna membangun tempat tinggal yang tahan lama demi memenuhi kebutuhan yang terus berubah.

Evolusi arsitektur menjawab tantangan-tantangan tersebut, seperti apa bangunan-bangunan itu seharusnya dan bagaimana menggunakannya. 

Setidaknya, ada lima bahan yang diandalkan manusia untuk membangun rumah, gedung, rumah ibadah, dan berbagai jenis bangunan lainnya. Kelima bahan bangunan itu masih digunakan sampai sekarang karena dikenal tahan lama. 

Nah, dikutip dari How Stuff Works, Sabtu (20/5/2023), berikut lima bahan bangunan yang kuat dan tahan lama untuk rumah dan bangunan lainnya. 

Bangunan tinggi menempatkan banyak beban pada dinding penahan beban, semacam kerangka pendukung diperlukan untuk membawa beban.

Baja menjadi bahan bangunan yang kuat dan tahan lama. Baja dapat disematkan pada beton untuk memberikan dukungan atau menjadi fondasi itu sendiri.

Baja mudah dibuat secara prefabrikasi untuk pemasangan yang cepat dan mudah. Dapat dilas, dibaut, atau dipaku pada tempatnya.

Baja juga dapat didaur ulang hingga 100 persen serta pilihan bahan bangunan komersial yang relatif ekonomis, yang membuat terobosan dalam konstruksi perumahan. 

Munculnya teknologi baja memungkinkan manusia merancang dan membangun struktur lebih tinggi telah mengubah wajah arsitektur. 

Beton 

Selanjutnya, bahan bangunan yang kuat dan tahan lama adalah beton. Ini adalah agregat yang terdiri atas sejumlah bahan, seperti batu dan pasir, yang dicampur dengan pengikat seperti semen dan air. Campuran tersebut kemudian dibiarkan mengering dan mengeras.

Beton adalah material fleksibel yang dapat dibentuk atau dituangkan ke dalam cetakan, dikeraskan, dan diangkut.

Meski telah ada selama ratusan tahun, baru pada 1860, ketika seseorang menyadari beton dapat diperkuat untuk meningkatkan kekuatan tariknya (jumlah gaya atau tekanan yang dapat ditahannya), beton mulai diterima secara luas.

Beton bertulang dapat dibentuk menjadi berbagai macam bentuk dengan struktur pendukung berupa batang baja sempit yang tertanam tepat di dalam beton saat dituang.

Tulangan-tulangan menjadikan beton sebagai bahan ideal untuk dinding, balok, pelat, pondasi, rangka, dan banyak aplikasi lainnya. Hal ini membuat beton bertulang menjadi pilihan bangunan yang fleksibel, andal, juga ekonomis.

Penyempurnaan pada abad ke-20 telah menjadikan beton bertulang sebagai pemain yang lebih besar dalam desain dan konstruksi bangunan modern. 

Batu

Batu adalah bahan bangunan yang kuat dan tahan lama, tetapi juga menantang untuk digali dan berat dipindahkan. 

Tidak seperti batu bata, batu dapat ditumpuk tanpa mortar dan menopang beban vertikal yang berat. Batu tahan terhadap perubahan bentuk, cuaca, api, dan membantu menjaga kestabilan lingkungan interior.

Saat ini, ada bahan bangunan yang lebih murah dan efisien yang telah mengambil alih posisi batu dalam konstruksi bangunan modern, tidak terkecuali veneer batu dekoratif.

Bahan sintetis yang lebih baru bahkan meniru tampilan batu dengan bobot jauh lebih ringan dan tidak mahal sehingga tidak memerlukan veneer.

Batu masih populer karena nilai estetikanya dan sepertinya tidak akan pernah benar-benar dihilangkan.

Batu kemumngkinan sudah ada sejak pemukim Zaman Batu pertama mengambil beberapa batu untuk menahan penutup tenda mereka dan sebagai elemen dekoratif. Batu pasti akan menjadi bagian dari struktur untuk waktu lama.  

Bangsa Sumeria membuat batu bata paling awal yang tercatat. Batu bata awal yang digunakan dalam konstruksi adalah balok-balok kasar, tidak rata, dan dijemur di bawah sinar matahari, yang mungkin terbuat dari lumpur yang mengendap saat air laut pasang setelah badai. 

Lumpur mengering secara alami hingga menjadi sangat keras, lalu digali, dipecah menjadi bongkahan-bongkahan, dan digunakan untuk membuat dinding gubuk dan bangunan lainnya.

Gaya pembuatan batu bata ini masih digunakan sampai sekarang dan sangat stabil di iklim kering. Namun, terlalu banyak hujan dan dinding gubuk yang dibangun dengan susah payah akan berubah menjadi lumpur.

Hal itu dapat diatasi dengan penerapan panas tinggi. Batu bata ini tahan lama, tahan cuaca, tahan api, mudah dibuat, dan nyaman untuk dikerjakan.  

Kayu lebih ringan dibanding bat dan kuat setelah diawetkan untuk menghilangkan kelembapan. 

Namun, kayu memiliki beberapa kelemahan seperti mudah membusuk, rentan terhadap kerusakan akibat kelembaban, mudah digerogoti rayap, serta rentan terbakar. 

Akan tetapi, dengan segal kerentanan ini, bangunan kayu dapat bertahan lama. Bangunan kayu tertua yang masih ada adalah kuil Horyu-ji di Jepang yang dibangun pada abad ke-8.  

https://www.kompas.com/homey/read/2023/05/20/091900776/5-bahan-bangunan-yang-kuat-dan-tahan-lama-untuk-rumah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke