Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Masalah Kesehatan yang Menyerang Anak Kucing

Sebab, kondisi anak kucing masih lemah sehingga membuatnya rentan terkena beberapa penyakit yang umum terjadi pada anak kucing. 

Namun, dengan memperhatikan kondisinya, seperti memberi makanan yang sehat, kecil kemungkinan anak kucing tertular penyakit.

Makanan yang sehat membantu sistem kekebalan tubuh anak kucing berkembang di masa-masa awal pertumbuhannya. 

Dilansir dari Pet MD, Minggu (5/2/2023), berikut sejumlah masalah kesehatan yang menyerang anak kucing.

Infeksi saluran pernapasan atas pada kucing biasanya disebabkan bakteri atau virus yang ditularkan saat kucing lain bersin atau mengembuskan napas.

Bersin adalah gejala utama infeksi saluran pernapasan atas pada kucing meski terkadang anak kucing akan mengeluarkan kotoran berwarna kekuningan dari matanya dan hidung meler. Gejala lebih serius meliputi Jkesulitan bernapas atau menolak makan. 

Segera membawa anak kucing ke dokter hewan untuk mendapat pengobatan. "Jika anak kucing makan dan minum serta nyaman bernapas, mungkin bisa menunggu hingga keesokan harinya, tetapi jika tidak, kunjungan darurat adalah yang terbaik," katanya.

Infeksi saluran pernapasan atas pada kucing sangat sulit diobati, terutama yang disebabkan  virus karena tidak ada obat anti-virus yang efektif.

Setelah lima hingga tujuh hari, infeksi saluran pernapasan atas pada kucing cenderung berkurang. Namun, beberapa di antaranya bertahan lebih lama dan virus herpes kucing dapat tetap tidak aktif di dalam tubuh kucing.

Virus atau masalah kesehatan yang menyerang anak kucing ini dapat muncul kembali dan menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas pada kemudian hari. 

Vaksin distemper kucing tersedia dan diberikan secara rutin. Distemper kucing ditularkan melalui jalur feses-oral, bahkan hanya dengan sejumlah mikroskopis tinja yang terkontaminasi dapat menularkannya.

Anak kucing yang terkena feline distemper biasanya mengalami sakit yang mematikan, menderita muntah-muntah, tidak nafsu makan, dan diare putih berlendir yang mengerikan.

Anak kucing yang menderita feline distemper harus dirawat di rumah sakit dan diisolasi agar tidak menularkan virus ini. Dokter hewan sering kali memberikan antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder serta banyak cairan.

Sayangnya, anak kucing yang menderita feline distemper sering kali di-eutanasia atau tindakan mengakhiri dengan sengaja kehidupannya.  

Cacingan 

Selanjutnya, masalah kesehatan yang menyerang anak kucing adalah cacingan. Cacingan pada kucing terdiri atas berbagai jenis, yang semuanya tidak menyenangkan dan bisa berbahaya.

Cacing gelang, cacing tambang, dan cacing cambuk, misalnya, dapat masuk ke usus anak kucing serta menyebabkan diare (terkadang disertai darah), penurunan berat badan, serta gagal tumbuh.

Anak kucing terkena cacingan karena menelan telur cacing dari kotoran kucing lain. Kucing juga dapat tertular cacing (misalnya, visceral larva migrans) dengan memakan buah atau sayuran yang bersentuhan dengan tanah yang terinfeksi serta tidak dicuci dengan bersih sebelum dimakan. 

Gejala penyakit ini meliputi enurunan berat badan dan diare. Untuk pengobatan, berikan obat cacing secara rutin kepada anak kucing berdasarkan resep dokter, dari usia sekitar delapan minggu.

Waktu pemulihan masalah cacingan ini adalah dua minggu, tetapi ada risiko infeksi ulang. 

Sayangnya tidak ada vaksin untuk melindungi kucing dari coccidian, tetapi kabar baiknya, ini bukanlah penyakit yang umum terjadi.

Coccidia menimbulkan gejala diare, terkadang dehidrasi, dan kurang nafsu makan. Satu-satunya cara memastikan anak kucing terkena coccidia adalah meminta dokter hewan melakukan pemeriksaan feses 

Waktu pemulihan coccidia adalah sekitar seminggu setelah memulai terapi meski beberapa dokter hewan akan merawat kucing hingga tiga minggu, kemudian perlu melakukan pengobatan ulang jika hasil analisis sampel feses yang baru menunjukkan hasil positif coccidia. 

Kutu

Terakhir, masalah kesehatan yang menyerang anak kucing adalah kutu. Untungnya, masalah ini cukup umum dan mudah diobati. Anak kucing dapat tertular kutu dari lingkungan sekitar dan masalah ini baru diatasi selama berbulan-bulan.

Kutu dapat terlihat seperti bintik-bintik hitam yang terlihat layaknya merica. Ketika  menggiling kutu (dan kotoran kutu), warnanya akan berubah menjadi merah karena terbuat dari darah yang dicerna.

Anda dapat menemukan kutu dan kotoran kutu di bulu kucing. Gatal dan bulu rontok adalah hal yang umum terjadi pada kucing yang kutuan, biasanya di bagian pantat.

Ada obat resep dan obat oles yang dijual bebas untuk mengobati kucing yang terkena kutu. Namun, berhati-hatilah tidak menggunakan obat anjing pada anak kucing karena obat ini dapat mematikan serta menyebabkan kucing mengalami kejang.

Selain itu, bacalah petunjuk pada label obat kutu dengan saksama dan ikuti petunjuk dengan tepat. 

https://www.kompas.com/homey/read/2023/02/05/160000976/5-masalah-kesehatan-yang-menyerang-anak-kucing

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke