Dilansir dari laman Cybex Kementerian Pertanian, Jumat (20/5/2022), daun cabai yang keriting disebabkan banyak faktor, salah satunya serangan hama atau disebut organisme pengganggu tanaman (OPT), tapi bukan virus, jamur, atau bakteri.
Ada beberapa jenis hama yang bisa menyebabkan daun tanaman cabai keriting. Hama tersebut tergolong dalam jenis kutu-kutuan, yakni thrips, tungau, dan aphids. Gejala dan cara penanganan terhadap hama-hama ini juga berbeda.
Nah, berikut tiga hama penyebab daun tanaman cabai keriting dan cara mengatasinya.
Bercak-bercak awalnya tampak dekat dengan tulang daun, kemudian menjalar ke tulang daun hingga seluruh permukaan daun menguning.
Serangan berat daun menjadi berwarna coklat, mengeriting, menggulung, sampai akhirnya menjadi kering. Pada akhirnya, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil dan tidak dapat menghasilkan bunga.
Cara mengatasinya
1. Pengendalian secara mekanik dapat dilakukan dengan memangkas daun tanaman cabai yang terserang hama, bahkan mencabutnya bila belum terjadi serangan yang banyak.
Namun, jika sudah terjadi serangan pada semua tanaman, apalagi adanya serangan virus yang akut, mau tidak mau harus dilakukan pencabutan dan pembakaran untuk mencegah serangan hama pada periode tanam mendatang.
2. Lakukan pengendalian secara teknis dengan memberikan jeda pada periode tanam berikutnya dan tidak menanami lahan dengan tanaman sejenis.
3. Pengendalian secara biologis degan menyemprotkan biopestisida nabati dari larutan daun antawali, kapur, dan kunyit.
4. Pemulihan tanaman yang telah sembuh dari serangan hama thrips dapat dilakukan dengan pemupukan dan penyemprotan zat perangsang tumbuh seperti GA3, atonik, atau pupuk daun.
5. Lakukan penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, karbosulfan, fipronil, atau imidakloprid.
Serangan tungau selalu dimulai dari pucuk daun atau tunas muda. Serangan ditandai dengan munculnya bintik kuning pada permukaan daun yang lama-kelamaan melebar, lalu berubah menjadi kecokelatan, dan akhirnya menghitam.
Daun yang terserang mengalami perubahan bentuk dan pertumbuhan tunas terhenti. Bagian bawah daun berwarna seperti tembaga dan terdapat benang-benang putih halus.
Pada serangan parah, daun-daun cabai berguguran hingga tidak tersisa sama sekali, tunas menghitam kecoklatan, dan mati.
Cara mengatasinya
1. Semprotkan insektisida nabati dengan ekstrak tembakau serta bawang putih yang dicampur sedikit detergen. Lakukan penyemprotan setiap dua hari sekali dan pada pagi atau sore hari.
2. Semprotkan insektisida kimia apabila pestisida nabati tidak mampu lagi mengendalikan hama tungau.
3. Gunakan dua jenis bahan aktif akarisida atau lebih secara bergantian untuk menghindari kekebalan hama tungau terhadap bahan aktif tertentu.
Lakukan penyemprotan dua sampai tiga hari sekali atau sesuaikan dengan tingkat serangan. Semprotkan pada pagi atau sore hari dengan dosis yang sesuai.
Daun sering kali menjadi layu, menguning, dan akhirnya rontok. Berbeda dengan tungau, kutu aphids memiliki kemampuan berkembang biak sangat cepat.
Sebab, selain dapat memperbanyak diri dengan perkawinan biasa, hama ini juga mampu bertelur tanpa pembuahan.
Cara mencegah dan mengatasinya
1. Tidak menanam tanaman cabai pada lahan bekas tanaman cabai atau bekas lahan tanaman kacang panjang.
2. Tidak menanam tanaman cabai pada lahan dekat tanaman kacang panjang.
3. Secara mekanis, cabut dan bakar daun yang sudah terinfeksi kutu daun.
4. Gunakan pestisida alami dengan bahan dasar tembakau dan bawang putih. Caranya, merendam segenggam tembakau dalam lima liter air detergen selama satu malam, lalu saring dan aplikasikan pada tanaman cabai yang terserang.
Setelah itu, semprotkan larutan sebanyak tiga hari sehari hingga kutu tidak menyerang tanaman lagi.
5. Gunakan pestisida kimia jenis akrisida. Aplikasikan pestisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan.
https://www.kompas.com/homey/read/2022/05/20/222100576/3-hama-penyebab-daun-tanaman-cabai-keriting-dan-cara-mengatasinya