Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ragam Hal yang Perlu Diketahui tentang Sabun Natural

Sebab, orang-orang mulai memahami bahwa penggunaan sabun berbahan dasar kimia tidak baik untuk kesehatan jangka panjang.

Founder Nunchi Studio, Nadia Priskila, menuturkan, perilaku inilah yang menyebabkan mereka mulai bergeser ke sabun natural.

“Kalau yang sering dipakai itu sabun komersial, yang dijual di pasaran. Biasanya, mengandung harsh chemical, synthetic leathering agent, juga chemical detergent,” jelas Nadia dalam acara live Instagram Kompas.com Kind of Life bertajuk “Hampers Gemes Gak Bikin Tongpes”, yang diadakan baru-baru ini.  

Bentuk, warna, dan wanginya pun semakin variatif guna menambah nilai estetika. Meski demikian, hal-hal tersebut tidak mengubah fungsinya sebagai pembersih tubuh.

Jika penasaran ingin mencobanya, tapi masih ragu, berikut sejumlah hal yang perlu diketahui tentang sabun natural, Sabtu (25/12/2021): 

Hal pertama yang perlu diketahui bahwa sabun natural bisa dibuat sendiri di rumah karena peralatan dan bahan yang dibutuhkan sangat mudah ditemukan di dapur.

Untuk peralatan, meliputi timbangan, sarung tangan, stik kayu, stik blender atau pengocok telur, serta wadah untuk adonan sabun dan wadah sabun yang akan dibekukan.

Untuk bahan-bahannya dasarnya, Nadia menuturkan bisa menemukannya di pasar swalayan. 

“Bahan dasarnya gampang banget. Pertama, minyak. Bisa minyak kelapa, minyak sawit, dan minyak zaitun. Ketiganya dikombinasikan,” ucap Nadia.

Minyak-minyak tersebut juga bisa diganti dengan minyak lain. Resep disesuaikan dengan kondisi kulit masing-masing. "Misal, cuma ada minyak sawit, bisa pakai itu saja. Fleksibel banget,” imbuh Nadia. 

Bahan lainnya, soda api atau sodium hidroksida, air yang sudah disuling, bubuk mika yang aman untuk kulit, serta larutan wewangian (fragrance) atau minyak esensial.

Wewangian adalah salah satu bahan dasar pembuat sabun natural. Kendati demikian, tidak semua orang memilikinya.

Sebagai alternatif, bisa menggunakan minyak esensial. 

“Tapi, minyak esensial murni, jangan beli di toko yang kurang bertanggung jawab. Sekarang banyak yang bilang minyak esensial mereka murni, tapi harga murah banget. Itu aneh. Perhatikan kandungannya, jangan perhatikan harganya saja,” tegas Nadia.

Proses pembuatannya tidak lama

Proses pembuatan sabun natural tidak memakan waktu lama. Hanya saja, kamu perlu mendiamkan air yang sudah disuling selama satu jam supaya dingin.

Selama periode menunggu, kamu bisa menyiapkan terlebih dulu bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan. Saat air suling sudah dingin, mulailah proses pembuatan sabun natural. 

Selama pembuatan, tidak ada patokan waktu, tapi lebih kepada tekstur dan apakah warna dengan adonan sabun sudah menyatu.

“Mengaduk (adonan sabun) tidak bisa dikasih indikator waktu, lebih lihat ke tekstur sampai agak kental. (Pencampuran warna dengan adonan sabun) diaduk sampai rata,” ujar Nadia.

Kamu bisa memotong sabun pada tiga sampai empat hari setelah pembuatan, tapi baru bisa memakainya sebulan kemudian.

“Budget cukup murah karena bahan-bahannya, tapi proses nyuci (peralatan) dan nunggu keringnya yang makan waktu,” kata Nadia.

Desainnya tidak selalu polos

Sabun natural sudah tidak lagi terlihat polos. Kini, para pengrajin mulai mengkreasikan sabun dengan beragam warna dari bubuk mika.

Selain itu, bentuk potongan sabun natural juga mulai variatif serta wanginya beragam. Ada pengrajin sabun natural yang memungkinkan calon pelanggan untuk meminta wangi yang diinginkan. 

“Citra sabun natural cenderung polos. Orang kayak, ‘Oh ini natural?’. Padahal, enggak pakai bahan macam-macam, tapi pakai pewarna yang aman buat kulit desainnya, bubuk mika yang dipakai buat eyeshadow,” tutur Nadia.

Bahan lainnya yang dipakai adalah soda api atau sodium hidroksida. Namun,enurut Nadia, masyarakat tidak perlu takut akan bahan ini. 

Sebab, bahan tersebut dilarutkan di air suling atau air distilasi. Selain itu, soda api juga akan melalui proses saponifikasi ketika menjadi sabun.

Ramah di kulit

Menurut Nadia, sabun komersial dapat membuat kulit menjadi lebih kering, bahkan mengalami peradangan, terlebih mereka yang kulitnya sensitif dan kering.

Sabun natural cenderung membuat kulit menjadi lembap serta bisa disesuaikan dengan kondisi kulit masing-masing. 

“Tapi, untuk yang punya masalah kulit, enggak mungkin langsung sembuh karena ini hanya sabun. Tapi, sabun natural lebih lembut dan enggak bikin tambah gatal atau iritasi,” terangnya.

“Enggak ada kadaluwarsa selama benar menyimpannya. Beberapa sabun saya sudah tiga sampai tahun, sejauh ini tidak mengeluarkan bau aneh, tapi memang wanginya menghilang,” tuturnya.

Sabun natural bukan sabun organik

Sabun natural berbeda dengan sabun organik. Sebab, bahan-bahan dalam sabun organik harus memiliki sertifikat yang menyatakan bahwa terbuat dari bahan organik.

“Jadi, enggak bisa sembarangan bilang sabun organik, tapi enggak ada sertifikat. Bahan dasarnya harus bersertifikat (organik),” tegas Nadia. 

Sabun natural, kata Nadia, adalah sabun yang bahan-bahan pembuatnya tidak memiliki kandungan kimia. Namun, sabun natural tidak bisa disebut sabun organik karena bahan-bahan yang digunakan belum tentu organik meski tidak menggunakan bahan kimia. 

“Tiga minyak yang digunakan (minyak kelapa, minyak zaitun, dan minyak sawit) punya fungsi masing-masing. Kenapa dikombinasikan, kita bikin resep ideal. Semua dapat dan kebagian dalam jumlah yang seimbang,” katanya.

Aman untuk anak-anak

Kandungan yang dimiliki sabun natural baik untuk kulit tubuh, terlebih jika membuatnya sendiri berdasarkan kondisi kulit. 

Nadia mengatakan, sabun natural juga baik digunakan unuk anak-anak atau bayi yang kulitnya sensitif.

“Kita bisa perbanyak minyak zaitun karena sebagai agen pelembap. Makanya harus dipelajari fungsi masing-masing (bahan) supaya bisa dikreasikan,” pungkas Nadia.

https://www.kompas.com/homey/read/2021/12/25/075800176/ragam-hal-yang-perlu-diketahui-tentang-sabun-natural

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke