Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hama dan Penyakit yang Sering Menyerang Tanaman Cabai, Apa Saja?

JAKARTA, KOMPAS.com - Menanam cabai di rumah memiliki banyak manfaat. Selain bisa menghiasi halaman rumah dengan tanaman yang cukup rimbun atau ditanam di pot, Anda dapat langsung memanennya untuk diolah menjadi bahan makanan.

Namun demikian, menanam cabai di rumah juga berarti Anda harus mewaspadai hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabai. Penanganan harus dilakukan dengan segera agar tanaman cabai tidak rusak atau mati.

Dilansir laman Cybex Kementerian Pertanian RI, berikut beberapa hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabai dan cara mengatasinya.

Hama tanaman cabai yang perlu diwaspadai

1. Ulat tanah (Agrotis ipsilon)

Ulat tanah, biasa menyerang tanaman cabai yang baru pindah tanam, yaitu dengan cara memotong batang utama tanaman hingga roboh, bahkan bisa sampai putus.

Pencegahan dapat dilakukan berupa penyemprotan insektisida Turex WP dengan konsentrasi 0,25 hingga 0,5 gram per liter bergantian dengan insektisida Direct 25ec dengan konsentrasi 0,4 cc per liter.

Juga bisa menggunakan insentisida Raydok 28ec dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc per liter sehari sebelum pindah tanam.

2. Ulat grayak

Hama ulat grayak pada tanaman cabai biasa menyerang daun, buah dan tanaman yang masih kecil. Untuk tindakan pengendalian dianjurkan menyemprotkan insektisida pada sore atau malam hari.

Gunakan insektisida biologi TurexWP bergantian dengan insektisida Raydok 28ec atau insektisida Direct 25ec.

3. Lalat buah

Gejala awal tanaman cabai diserang hama lalat buah adalah buah berlubang kecil, kulit buah menguning. Adapun bila dibelah, biji cabai berwarna cokelat kehitaman dan pada akhirnya buah rontok.

Untuk pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan dengan membuat perangkap dengan sexferomon atau penyemprotan insektisida Winder 100EC dengan konsentrasi 0,5 sampai 1 cc per liter.

Lakukan bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc per liter atau dengan insektisida Cyrotex 75sp dengan konsentrasi 0,3 hingga 0,6 gram per liter.

4. Tungau

Tungau atau mite menyerang tanaman cabai hingga daun berwarna kemerahan, menggulung ke atas, menebal, dan akhirnya rontok.

Untuk penengendalian dan pencegahan, semprot dengan akarisida Samite 135EC dengan konsentrasi 0,25 hingga 0,5 ml per liter air, bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25 hingga 0,5 cc per liter.

5. Nematoda

Nematoda merupakan organisme pengganggu tanaman yang menyerang daerah perakaran tanaman cabai. Jika tanaman terserang, maka transportasi bahan makanan terhambat dan pertumbuhan tanaman terganggu.

Selain itu, kerusakan akibat nematoda dapat memudahkan bakteri masuk dan mengakibatkan layu bakteri. Pencegahan yang efektif adalah dengan menanam varietas cabai yang tahan terhadap nematoda dan melakukan penggiliran tanaman.


 Apabila lahan yang ditanami merupakan daerah endemi, pemberian nematisida dapat diberikan bersamaan dengan pemupukan.

Penyakit yang menyerang tanaman cabai

1. Antraknosa atau penyakit patek

Gejala penyakit antraknosa adalah kulit buah cabai akan tampak mengilap, selanjutnya akan timbul bercak hitam yang kemudian meluas dan akhirnya membusuk.

Untuk pengendalian, semprot dengan fungisida Kocide 54 WDG dengan konsentrasi 1 sampai 2 gram per liter air, bergantian dengan fungisida Victory 80wp dengan konsentrasi 1 hingga 2 gram per liter air.

2. Penyakit busuk Phytopthora

Gejala penyakit ini adalah bagian tanaman yang terserang terdapat bercak cokelat kehitaman dan lama kelamaan membusuk. Penyakit ini dapat menyerang tanaman cabai pada bagian daun, batang maupun buah.

Pengendaliannya adalah dengan menyemprot fungisida Kocide 77 wp dengan dosis 1,5 hingga 3 kg per hektare, bergantian dengan fungisida Victory 80WP konsentarsi 2 sampai 4 gram per liter dicampur dengan fungisida sistemik Starmyl 25 wp dengan dosis 0,8 hingga 1 gram per liter.

3. Rebah semai atau dumping off

Penyakit ini biasanya menyerang tanaman saat di persemaian. Penyebab penyakit ini adalah jamur Phytium sp.

Untuk tindakan pencegahan dapat dilakukan perlakuan benih dengan Saromyl 35SD dan menyemprot fungisida sistemik Starmyl 25WP saat dipersemaian dan saat pindah tanam dengan konsentrasi 0,5 sampai 1 gram per liter.

4. Penyakit layu fusarium dan layu bakteri

Penyakit layu fusarium dan layu bakteri pada tanaman cabai biasanya terjadi saat fase generatif. Untuk mencegahnya dianjurkan penyiraman Kocide 77WP pada lubang tanam dengan konsentrasi 5 gram per liter per lima tanaman.

Mulai saat tanaman menjelang berbunga dengan interval 10 sampai 14 hari.

5. Penyakit bercak daun

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Cercospora capsici. Gejalanya berupa bercak bercincin, berwarna putih pada tengahnya dan cokelat kehitaman pada tepinya.

Pencegahannya dapat dilakukan dengan menyemprot fungisida Kocide 54WDG konsentrasi 1,5 sampai 3 gram per liter bergantian dengan fungisida Victory 80WP konsentrasi 2 sampai 4 gram per liter dengan interval 7 hari.

6. Penyakit virus mozaik

Saat ini belum ada pestisida yang mampu mengendalikan penyakit virus mozaik ini. Adapun sebagai tindakan pencegahan dapat dilakukan pengendalian terhadap hewan pembawa virus tersebut, yaitu aphids.

https://www.kompas.com/homey/read/2021/11/16/083100376/hama-dan-penyakit-yang-sering-menyerang-tanaman-cabai-apa-saja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke