Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Kompas.com - 13/05/2024, 17:08 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

Kepala Departemen Gawat Darurat RS Al Aqsa dan dosen di Fakultas Kedokteran di Universitas Islam Gaza (IUG), Fahid Al-Hadad, berharap dapat mulai mengajar lagi, meskipun ia telah kehilangan buku-buku dan kertas-kertas yang terkumpul selama lebih dari satu dekade saat rumahnya di Kota Gaza dihancurkan.

Baca juga: PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Ia menuturkan, pengajaran secara online akan menjadi rumit karena internet yang lemah, namun setidaknya dapat memungkinkan para mahasiswa untuk menyelesaikan gelar mereka.

Gedung-gedung IUG dan Al Azhar berdiri dalam keadaan rusak parah dan ditinggalkan di lokasi-lokasi yang berdekatan di Kota Gaza.

"Kami siap untuk memberi dengan cara apa pun, tetapi jauh lebih baik di dalam Gaza daripada di luar. Karena jangan lupa bahwa kami adalah dokter dan kami sedang bekerja," kata Hadad.

Nasib warga yang menyeberang ke Mesir

Puluhan ribu warga Gaza yang menyeberang ke Mesir juga menghadapi tantangan.

Meskipun hidup dalam kondisi yang relatif aman, mereka tidak memiliki dokumen untuk mendaftarkan anak-anak mereka ke sekolah.

Dengan demikian, beberapa dari mereka hanya bisa mendaftar untuk belajar jarak jauh yang ditawarkan dari Tepi Barat, di mana warga Palestina memiliki kekuasaan yang terbatas di bawah pendudukan militer Israel.

Kedutaan Besar Palestina di Kairo berencana untuk mengawasi ujian akhir tahun bagi 800 siswa sekolah menengah.

Kamal al-Batrawi, seorang pengusaha berusia 46 tahun, mengatakan kedua putrinya yang masih sekolah mulai bersekolah secara daring setelah keluarganya tiba di ibu kota Mesir lima bulan yang lalu.

"Mereka mengikuti kelas setiap hari, dari jam 08.000 pagi sampai jam 13.30 siang, seolah-olah mereka berada di sekolah biasa. Ini adalah tindakan yang menyelamatkan," katanya.

Baca juga: Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Di Gaza selatan, di mana lebih dari satu juta orang mengungsi, badan PBB untuk anak-anak, UNICEF, telah menyelenggarakan kegiatan rekreasi seperti bernyanyi dan menari dengan beberapa pembelajaran dasar.

Badan ini berencana untuk membangun 50 tenda di mana 6.000 anak dapat mengikuti kelas dalam tiga shift harian.

"Sangat penting untuk melakukannya, namun hal ini masih merupakan setetes air di lautan," ujar Jonathan Crickx, kepala komunikasi UNICEF Palestina.

Wesam Amer, Dekan Fakultas Komunikasi dan Bahasa di Universitas Gaza, mengatakan meskipun pengajaran daring dapat menjadi solusi sementara, namun hal itu tidak dapat memberikan pembelajaran fisik atau praktik yang diperlukan untuk mata pelajaran seperti kedokteran dan teknik.

Setelah meninggalkan Gaza menuju Jerman pada bulan November, ia memberikan saran kepada para mahasiswa tentang bagaimana menyesuaikan program studi mereka dengan pilihan di universitas di Tepi Barat atau Eropa.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Anak Muda Tak Mau Jadi Petani, Jepang Terancam Kekurangan Makanan

Anak Muda Tak Mau Jadi Petani, Jepang Terancam Kekurangan Makanan

Internasional
AS Terkejut Melihat Video Warga Palestina Terluka Diikat di Jip Israel

AS Terkejut Melihat Video Warga Palestina Terluka Diikat di Jip Israel

Global
Fakta Julian Assange, Pembocor Data Tingkat Tinggi Paling Berbahaya

Fakta Julian Assange, Pembocor Data Tingkat Tinggi Paling Berbahaya

Global
Label Musik Gugat Pembuat Lagu AI Suno atas Pelanggaran Hak Cipta

Label Musik Gugat Pembuat Lagu AI Suno atas Pelanggaran Hak Cipta

Global
Rute Penyelundupan Migran ke AS: Peran Jaringan 'Mama Afrika' (III)

Rute Penyelundupan Migran ke AS: Peran Jaringan "Mama Afrika" (III)

Internasional
Gadis-gadis Afghanistan Tuduh Taliban Lakukan Kekerasan Seksual dalam Penangkapannya

Gadis-gadis Afghanistan Tuduh Taliban Lakukan Kekerasan Seksual dalam Penangkapannya

Global
Serangan Teroris di Dagestan dan Masalah Radikalisme di Rusia

Serangan Teroris di Dagestan dan Masalah Radikalisme di Rusia

Internasional
Ibu di Inggris Rela Bunuh Kedua Anaknya Gara-gara Hal Sepele Ini

Ibu di Inggris Rela Bunuh Kedua Anaknya Gara-gara Hal Sepele Ini

Global
Semalam, 350 Balon Sampah Korea Utara Dikirim ke Selatan

Semalam, 350 Balon Sampah Korea Utara Dikirim ke Selatan

Global
234 Monyet Howler di Meksiko Mati akibat Gelombang Panas

234 Monyet Howler di Meksiko Mati akibat Gelombang Panas

Global
Mantan Intelijen: Benjamin Netanyahu Justru Menghancurkan Israel

Mantan Intelijen: Benjamin Netanyahu Justru Menghancurkan Israel

Global
Rute Baru Penyelundupan Migran ke AS: Nikaragua Jadi Tempat Transit (II)

Rute Baru Penyelundupan Migran ke AS: Nikaragua Jadi Tempat Transit (II)

Internasional
Perancis-Yordania Desak Israel Cabut Pembatasan Bantuan ke Gaza

Perancis-Yordania Desak Israel Cabut Pembatasan Bantuan ke Gaza

Global
Rangkuman Hari Ke-852 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Serang Ukraina Timur | Peringatan Rusia bagi AS

Rangkuman Hari Ke-852 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Serang Ukraina Timur | Peringatan Rusia bagi AS

Global
Kesalahan di Sistem Tekanan Udara, Korean Air Terjun Bebas 15 Menit, 17 Orang Terluka

Kesalahan di Sistem Tekanan Udara, Korean Air Terjun Bebas 15 Menit, 17 Orang Terluka

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com