TIMUR Tengah adalah salah satu wilayah di dunia yang tak putus dari konflik berkepanjangan. Konflik di Timur Tengah bukan hanya melibatkan Palestina dan Israel yang sudah berlangsung sejak 1948, tapi juga Lebanon, Yaman, dan Syria.
Bahkan dalam 10 tahun terakhir, Iran, Saudi, dan Qatar juga terlibat dalam konflik.
Hari-hari ini, episentrum konflik adalah di Gaza, Palestina. Israel terus melakukan pemboman yang sudan memakan korban 30.000 orang dan lebih dari setengah adalah wanita dan anak-anak.
Selain itu di Laut Merah akibat tindakan Yaman melarang semua kapal yang menuju/dari Israel melewati Laut Merah. Kapal yang melintas berisiko disandera atau bahkan dijadikan sasaran rudal antikapal dari Yaman.
Tindakan Yaman dilakukan di jalur maritim utama dunia yang tiap hari dilalui ratusan kapal keluar masuk. Jalur yang menghubungkan Eropa dan Asia di Babul Mandeb (Pintu Mandeb), selat kecil yang ada di pantai Yaman.
Karena posisi Yaman sangat strategis dan celah Babul Mandeb sangat sempit, maka cukup bermodalkan speedboat atau artileri dan drone, Yaman sudah bisa melakukan aksi operasi pencegatan kapal yang jadi sasarannya.
Aksi Yaman ini tak main-main, Reuters melaporkan bahwa aktifitas pelabuhan Eliat di Israel langsung turun 85 persen. Ini tentu jadi pukulan berat bagi Israel yang sedang menghadapi konflik di Gaza.
Yaman melalukan aksi ini sebagai balasan atas aksi Israel di Gaza. Yaman menyatakan baru akan berhenti jika aksi Israel di Gaza dihentikan.
Tindakan Yaman ini tentu saja bisa dianggap melanggar hukum internasional dan kebebasan maritim dunia.
Namun dengan entengnya para juru bicara Yaman dari militer dan politisi mengatakan bahwa hukum internasional sudah mati di Gaza – merujuk tindakan Israel terhadap Gaza yang juga tak pernah mengindahkan hukum internasional.
Negara-negara Barat yang meskipun tak lagi menyebut Yaman melanggar hukum internasional karena sikap standar ganda mereka, tetap meloloskan resolusi mengutuk Yaman di Dewan Keamanan PBB, meski China dan Rusia absen.
Di forum sama beberapa hari sebelumnya, insiatif untuk meloloskan resolusi untuk Gaza diveto oleh Amerika serikat.
Amerika mengumumkan koalisi untuk menghadapi aksi Yaman dengan menyertakan banyak negara Eropa dan Timur Tengah. Namun rupanya tak ada negara yang ingin terlibat dan diakhir hanya Amerika dan Inggris saja yang akan melakukan perlawanan terhadap Yaman.
Inggris pun tidak bisa melakukan operasi secara maksimal karena mengalami masalah recruitment untuk armada kapal induknya, sehingga dipastikan tak akan ada kapal induk Inggris yang terlibat.
Sementara konflik bereskalasi saat kapal perang Amerika menyerang dua speedboat Yaman yang menewaskan 10 tentara Yaman. Saat ini sudah puluhan kapal terkena serangan rudal Yaman, termasuk kapal perang AS.