Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Kebakaran Hawaii yang Tewaskan 67 Orang

Kompas.com - 12/08/2023, 08:05 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

MAALAEA, KOMPAS.com - Para pejabat Hawaii pada Jumat (11/8/2023), masih mencoba untuk menentukan apa yang menyebabkan kebakaran hutan mematikan menyapu Lahaina di pulau Maui dengan kecepatan yang mengerikan.

Kebakaran menewaskan sedikitnya 67 orang dan memusnahkan kota resor bersejarah tersebut tanpa peringatan kepada penduduk.

Jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat ketika tim pencari menyisir reruntuhan kota yang hangus dengan bantuan anjing pelacak, setelah kebakaran menghanguskan 1.000 bangunan dan menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Dampak Kebakaran Hutan Hawaii | China Tangkap Warganya yang Direkrut CIA

Para pejabat menyebut hal itu sebagai bencana alam terburuk dalam sejarah negara bagian tersebut.

Tiga hari setelah bencana, masih belum jelas apakah beberapa penduduk telah menerima peringatan sebelum api melalap rumah mereka.

Pulau ini memiliki sirene darurat yang dimaksudkan untuk memperingatkan akan bencana alam dan ancaman lainnya, namun sirene tersebut tampaknya tidak berbunyi saat kebakaran terjadi.

Para pejabat belum memberikan gambaran rinci tentang pemberitahuan apa yang dikirim, dan apakah itu dilakukan melalui pesan teks, email, atau panggilan telepon.

Kepala Pemadam Kebakaran Maui County Bradford Ventura mengatakan pada konferensi pers Kamis (10/8/2023). bahwa kecepatan kebakaran membuat hampir tidak mungkin bagi para petugas di garis depan untuk berkomunikasi dengan petugas manajemen darurat yang biasanya memberikan perintah evakuasi secara real-time.

Dia, seperti dilansir dari Reuters, juga mengatakan bahwa layanan seluler terputus.

"Mereka pada dasarnya melakukan evakuasi sendiri dengan sedikit pemberitahuan," katanya, mengacu pada penduduk di lingkungan tempat kebakaran pertama kali terjadi.

Baca juga: Kebakaran Hutan Hawaii: 53 Tewas, Pulau Maui Hangus bak Gurun Pasir

Wali kota County Richard Bissen mengatakan kepada acara "Today" di NBC pada hari Jumat bahwa dia tidak tahu apakah sirene berbunyi tetapi mengatakan bahwa api bergerak sangat cepat.

"Saya pikir ini adalah situasi yang mustahil," katanya.

Bencana ini mulai terjadi setelah tengah malam pada hari Selasa ketika sebuah kebakaran semak belukar dilaporkan terjadi di kota Kula, sekitar 35 mil (56 km) dari Lahaina.

Sekitar lima jam kemudian pada pagi harinya, listrik di Lahaina padam, menurut penduduk setempat.

Baca juga: Kebakaran Hutan Hanguskan Hawaii, 36 Tewas, Ribuan Dievakuasi

Dalam pembaruan yang diposting di Facebook pagi itu, Maui County mengatakan bahwa kebakaran di Kula telah menghanguskan ratusan hektar padang rumput, tetapi kebakaran kecil seluas tiga hektar yang terjadi di Lahaina telah berhasil diatasi.

Namun, pada sore hari itu, situasinya berubah menjadi lebih mengerikan. Sekitar pukul 15.30, menurut informasi terbaru dari pemerintah setempat, kebakaran di Lahaina tiba-tiba berkobar.

Beberapa penduduk mulai mengungsi sementara orang-orang, termasuk tamu hotel, di sisi barat kota diinstruksikan untuk berlindung di tempat.

Baca juga: Otoritas Hawaii Tindak 33 Perenang yang Mengganggu Lumba-lumba

Beberapa jam kemudian, pemerintah daerah memposting serangkaian perintah evakuasi di Facebook saat api menyebar ke seluruh kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Putin Setiri Mobil Limosin, Ajak Kim Jong Un Jalan-jalan di Pyongyang

Putin Setiri Mobil Limosin, Ajak Kim Jong Un Jalan-jalan di Pyongyang

Global
Sejarah, Kekuatan, Peran, dan Pengaruh Kelompok Hezbollah

Sejarah, Kekuatan, Peran, dan Pengaruh Kelompok Hezbollah

Internasional
Pantai Kuno yang Hancur akibat Letusan Gunung Vesuvius 2.000 Tahun Lalu Dibuka Kembali

Pantai Kuno yang Hancur akibat Letusan Gunung Vesuvius 2.000 Tahun Lalu Dibuka Kembali

Global
Ekuador Mati Listrik Senegara

Ekuador Mati Listrik Senegara

Global
Jubir IDF Sebut Hamas Tak Bisa Dilenyapkan, Pemerintah Israel Langsung Bantah

Jubir IDF Sebut Hamas Tak Bisa Dilenyapkan, Pemerintah Israel Langsung Bantah

Global
Rangkuman Hari Ke-847 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin ke Korut | Pertempuran di Toretsk

Rangkuman Hari Ke-847 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin ke Korut | Pertempuran di Toretsk

Global
[POPULER GLOBAL] Israel Akan Serang Lebanon | Putin Peluk Kim Jong Un

[POPULER GLOBAL] Israel Akan Serang Lebanon | Putin Peluk Kim Jong Un

Global
Presiden Taiwan Tegaskan Negaranya Tak Akan Tunduk pada Tekanan China

Presiden Taiwan Tegaskan Negaranya Tak Akan Tunduk pada Tekanan China

Global
11 Perenang yang Terlibat Skandal Doping Masuk Tim Olimpiade China

11 Perenang yang Terlibat Skandal Doping Masuk Tim Olimpiade China

Global
Strategi 'Landak', Taktik Asimetris Taiwan jika Diserang China

Strategi "Landak", Taktik Asimetris Taiwan jika Diserang China

Global
Indonesia Kirimkan Delegasi Terbesar ke SelectUSA Investment Summit 2024

Indonesia Kirimkan Delegasi Terbesar ke SelectUSA Investment Summit 2024

Global
Wanita Ini Akhirnya Melahirkan Anak Perempuan Setelah Punya 9 Anak Laki-laki

Wanita Ini Akhirnya Melahirkan Anak Perempuan Setelah Punya 9 Anak Laki-laki

Global
Peramal India Pertahankan Prediksi, Klaim Perang Dunia III Tinggal Menghitung Hari

Peramal India Pertahankan Prediksi, Klaim Perang Dunia III Tinggal Menghitung Hari

Global
Rusia Tingkatkan Serangan di Dekat Toretsk, Kota Garis Depan Ukraina

Rusia Tingkatkan Serangan di Dekat Toretsk, Kota Garis Depan Ukraina

Global
China Ganti Nama Ratusan Desa dan Kota Uighur yang Berbau Agama dan Budaya Tertentu

China Ganti Nama Ratusan Desa dan Kota Uighur yang Berbau Agama dan Budaya Tertentu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com