Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Gempa, 20 Tahanan Kabur di Penjara Suriah yang Mayoritas Dihuni Anggota ISIS

Kompas.com - 07/02/2023, 07:55 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

AZAZ, KOMPAS.com - Para tahanan memberontak di sebuah penjara di barat laut Suriah setelah gempa bumi yang berpusat di Turkiye terjadi pada Senin (6/2/2023).

Sedikitnya 20 tahanan dilaporkan telah berhasil melarikan diri dari penjara yang kebanyakan dihuni oleh anggota kelompok Negara Islam (ISIS) tersebut.

Penjara polisi militer di Kota Rajo, dekat perbatasan Turkiye itu dilaporkan tengah menampung sekitar 2.000 narapidana, dengan sekitar 1.300 di antaranya diduga adalah para pejuang ISIS.

Baca juga: Gempa Turkiye dan Suriah Sudah Tewaskan 3.823 Orang, Cuaca Dingin Hambat Penyelamatan

Penjara itu juga menampung para pejuang dari pasukan pimpinan Kurdi.

"Setelah gempa terjadi, Rajo terpengaruh dan narapidana mulai memberontak dan menguasai bagian-bagian penjara. Sekitar 20 tahanan melarikan diri yang diyakini sebagai militan ISIS," kata pejabat di Penjara Rajo yang dikendalikan oleh faksi pro-Turkiye, dikutip dari AFP.

Gempa berkekuatan magnitudo 7,8 yang diikuti oleh puluhan gempa susulan di wilayah tersebut menyebabkan kerusakan juga pada infrastruktur penjara, dengan dinding dan pintu retak.

Pemantau perang Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan, tidak dapat memverifikasi apakah tahanan telah melarikan diri, tetapi mengonfirmasi bahwa ada pemberontakan di sana.

Secara keseluruhan, setidaknya 1.444 orang tewas di seluruh Suriah setelah gempa dahsyat mengguncang negara tersebut.

Di bagian barat laut negara yang dikuasai pemberontak, setidaknya 733 orang tewas dan lebih dari 2.100 terluka, menurut kelompok penyelamat White Helmets.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Inggris Geger Kepala Sekolah Tewas | Dahsyatnya Gempa Turkiye dan Suriah

Pemberontakan di layanan keamanan negara bukan kali ini saja pernah terjadi di Suriah.

Pada Desember lalu, serangan ISIS terjadi di sebuah kompleks keamanan di bekas ibukota de facto Suriah Raqa, yang bertujuan untuk membebaskan sesama militan atau pejuang dari penjara di sana.

Enam anggota pasukan keamanan pimpinan Kurdi yang menguasai daerah itu tewas dalam serangan yang digagalkan itu.

Konflik di Suriah dimulai pada tahun 2011 dengan represi brutal terhadap protes damai dan meningkat hingga menarik kekuatan asing dan jihadis global.

Hampir setengah juta orang telah terbunuh, dan konflik tersebut telah memaksa sekitar setengah dari populasi sebelum perang di negara itu meninggalkan rumah mereka, dengan banyak yang mencari perlindungan di Turkiye.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com