Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporan RSF: Lebih Banyak Jurnalis Terbunuh pada Tahun 2022, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 15/12/2022, 12:46 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Editor

PARIS, KOMPAS.com - Jumlah jurnalis yang terbunuh pada 2022 hingga 1 Desember 20 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kata organisasi jurnalis Reporters Without Borders (RSF) dalam laporan tahunan terbarunya.

"Perang Rusia melawan Ukraina memainkan peran utama dalam peningkatan fatalitas tersebut", kata peneliti RSF Christopher Resch kepada DW.

Delapan jurnalis telah terbunuh di sana sejak perang dimulai, menjadikan negara itu yang paling berbahaya kedua di dunia bagi para profesional media, dan mendorong jumlah jurnalis yang terbunuh saat bertugas menjadi 57 orang (dibandingkan dengan 48 orang pada 2021).

Baca juga: Bukti Baru Dugaan Penembakan Jurnalis Shireen Abu Akleh oleh Pasukan Israel Diajukan ke ICC

Meksiko memimpin daftar teratas: Sebelas jurnalis terbunuh di sana tahun ini naik 4 orang dari dari tahun 2021, dan menempatkan negara itu di puncak daftar negara paling berbahaya selama empat tahun berturut-turut.

Dalam kebanyakan kasus, kematian itu terkait dengan investigasi perdagangan narkoba dan kejahatan terorganisir.

Menurut RSF, Wartawan investigatif menjalankan risiko profesi terbesar bagi hidup mereka ketika ada hubungan antara kejahatan terorganisir, politik dan korupsi.

"Di Meksiko, anggota media lokal berada dalam bahaya paling besar. Ini berbeda dengan pelaporan perang, di mana profesional media diterbangkan ke medan perang untuk melaporkan situasi di lapangan", kata Christopher Resch.

Bersama dengan organisasi mitra di Meksiko, Reporters Without Borders telah berkampanye selama bertahun-tahun untuk perlindungan yang lebih baik bagi para profesional media, yang seringkali mempertaruhkan nyawa mereka.

"Namun terlepas dari beberapa tindakan pemerintah, nyaris tidak ada perubahan yang terjadi," kata peneliti RSF itu. Pada Januari saja, tiga jurnalis laki-laki dan satu jurnalis perempuan dibunuh di Meksiko.

Baca juga: Piala Dunia 2022: Jurnalis AS Berpakaian Pelangi Dilarang Masuk Stadion dan Disuruh Lepas Baju

2022 ada 533 wartawan dipenjara

Tujuh jurnalis perempuan terbunuh tahun ini, yang merupakan lebih dari 12 persen dari semua korban. Lima belas persen jurnalis yang di penjara adalah perempuan: 78 dari total 533 orang – lebih banyak dari tahun sebelumnya.

Jumlah jurnalis perempuan di balik jeruji besi telah meningkat sebesar 28 persen pada 2021. Sekitar seperempat dari mereka masing-masing berada di penjara di China dan Iran.

Peneliti RSF Christopher Resch juga menyorot pada represi yang ditargetkan terhadap perempuan di Iran dan Belarusia. "Ini sengaja digunakan untuk menyebarkan lebih banyak teror dan ketakutan," katanya.

Untuk memperbaiki situasi bagi semua profesional dalam jurnalisme, termasuk operator kamera dan produser, RSF mendorong kepatuhan terhadap standar yang disepakati secara internasional di seluruh dunia.

"Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menyediakan kerangka kerja untuk perlindungan", papar Christopher Resch.

Baca juga: AS Tetapkan MBS Kebal Atas Gugatan Pembunuhan Jurnalis Jamal Khashoggi

Prospek suram untuk situasi jurnalis

Namun RSF menekankan, jurnalis berisiko tidak hanya ada dalam kediktatoran dan rezim otoriter, tetapi juga di negara-negara demokratis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com