Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peliknya Pembahasan Rencana Perdamaian Myanmar dalam KTT ASEAN

Kompas.com - 11/11/2022, 09:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

PHNOM PENH, KOMPAS.com - Meningkatnya kekerasan dan kebuntuan politik Myanmar diperkirakan akan mendominasi pertemuan puncak para pemimpin ASEAN pada Jumat (11/11/2022) di Kamboja.

Dilansir dari Reuters, aggota blok regional yang semakin frustrasi berjuang untuk membuat junta negara itu mematuhi rencana perdamaian yang disepakati.

Anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menyalahkan penguasa militer Myanmar karena gagal mengimplementasikan rencana perdamaian yang disepakati bersama tahun lalu.

Baca juga: PBB: Dunia Mengecewakan Rakyat Myanmar

Hal ini mencakup mengakhiri permusuhan dan mengizinkan akses utusan khusus dan bantuan.

Kekacauan politik, sosial dan ekonomi telah mencengkeram Myanmar sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi tahun lalu.

Juntw memimpin penumpasan mematikan terhadap para pembangkang dan membongkar reformasi bertahun-tahun di negara demokrasi yang dulu masih baru.

Baca juga: Menteri Luar Negeri ASEAN Berkumpul di Jakarta Bahas Perdamaian Myanmar

ASEAN, yang telah melarang para pemimpin junta bertemu sejak tahun lalu, pekan lalu mengulangi komitmennya terhadap apa yang disebut konsensus perdamaian lima poin, dengan beberapa anggota mendesak sikap yang lebih kuat.

Kementerian luar negeri Malaysia, yang sejauh ini paling kritis terhadap junta, mengatakan akan menyerukan sikap yang lebih tegas oleh ASEAN pada pertemuan minggu ini.

Menteri luar negeri Indonesia pekan lalu mengatakan junta, bukan ASEAN, bertanggung jawab atas kurangnya kemajuan dalam rencana perdamaian dan bahwa rekomendasi akan diberikan kepada para pemimpin minggu ini untuk memperkuat pelaksanaannya.

Anggota seperti Singapura dan Filipina hanya mendesak dialog dan kepatuhan dengan rencana perdamaian.

Junta menyalahkan kurangnya kemajuan pada pandemi dan hambatan dari gerakan perlawanan bersenjata yang disebut teroris.

Baca juga: Menlu Retno Kecam Tindakan Junta Myanmar yang Jatuhkan Bom Saat Konser Musik di Kachin

James Crabtree, Direktur Eksekutif Institut Internasional untuk Studi Strategis-Asia, mengatakan ASEAN sedang berjuang untuk mengatasi perpecahan internal atas Myanmar dan masalah lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com