Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Sebut Pakistan 'Negara Paling Berbahaya', Dubes AS Dipanggil Islamabad

Kompas.com - 16/10/2022, 20:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Islamabad memanggil duta besar Amerika Serikat (AS) untuk meminta penjelasan setelah Presiden Joe Biden menggambarkan Pakistan sebagai "salah satu negara paling berbahaya di dunia" dan mempertanyakan protokol keamanan senjata nuklirnya.

Pernyataan Biden yang tampaknya spontan itu terjadi pada Kamis (13/10/2022) malam, ketika berbicara tentang kebijakan luar negeri AS selama penggalangan dana pribadi Partai Demokrat di California.

Namun, Gedung Putih kemudian menerbitkan transkrip komentarnya, yang memicu kemarahan di Pakistan.

Baca juga: Wujud ATM Tertinggi di Dunia yang Berada di Pegunungan Pakistan

Hubungan Washington dengan Pakistan memburuk sejak tahun lalu, ketika AS mengakhiri perang dua dekade di Afghanistan.

Negara Asia Selatan itu menyediakan akses logistik penting, tetapi para pejabat AS yakin militer dan aparat intelijen Islamabad yang kuat juga membantu Taliban, yang kembali berkuasa saat pasukan asing ditarik keluar Afghanistan.

Biden memulai pembicaraan tentang interaksinya yang sering dengan pemimpin China Xi Jinping, ketika dia berkata: "Apakah ada yang mengira kita akan berada dalam situasi di mana China mencoba mencari tahu perannya relatif terhadap Rusia dan relatif terhadap India dan relatif terhadap Pakistan?

"Ini adalah pria (Xi Jinping) yang mengerti apa yang dia inginkan, tetapi memiliki banyak sekali masalah. Bagaimana kita (AS) menanganinya? Bagaimana kita menanganinya dibandingkan dengan apa yang terjadi di Rusia?

Baca juga: PM Pakistan Mencaci Maki Mantan PM Imran Khan di Tengah Peliknya Krisis

"Dan apa yang saya pikir mungkin salah satu negara paling berbahaya di dunia: Pakistan, (pemilik) senjata nuklir tanpa kohesi apapun."

Beberapa jam setelah transkrip pidatonya diunggah, Pakistan memanggil duta besar AS Donald Blome ke Kantor Luar Negeri di Islamabad.

Ruang untuk bermanuver

"Saya telah mendiskusikannya dengan perdana menteri, dan kami telah memanggil duta besar Amerika Serikat... untuk penjelasan resmi," kata Menteri Luar Negeri Pakistan Bilawal Bhutto Zardari dalam konferensi pers di Karachi.

"Saya terkejut dengan pernyataan Presiden Biden. Saya yakin ini adalah jenis kesalahpahaman yang tercipta ketika tidak ada keterlibatan."

Kemudian, dalam kicauannya Perdana Menteri Shehbaz Sharif mengatakan bahwa Pakistan adalah "negara nuklir yang bertanggung jawab".

Baca juga: Cegah Pelecehan, Pakistan Luncurkan Hotline Khusus Transgender

"Kami bangga bahwa aset nuklir kami memiliki perlindungan terbaik ... Kami mengambil langkah-langkah keamanan ini dengan sangat serius. Jangan ada yang ragu," katanya sebagaimana dilansir AFP pada Sabtu (15/10/2022).

Menteri luar negeri Pakistan juga tampaknya menawarkan Washington ruang untuk bermanuver secara diplomatis menjauh dari pernyataan Biden.

"Itu bukan acara resmi, bukan pidato kenegaraan atau pidato ke parlemen," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com