Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Rusia: Bencana Kelaparan Global Akan Paksa Barat Cabut Sanksi atas Perang di Ukraina

Kompas.com - 22/06/2022, 17:03 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

MOSKWA, KOMPAS.com - Seorang pembawa acara TV pemerintah Rusia dan juru bicara Vladimir Putin telah mengklaim Barat pada akhirnya akan terpaksa mencabut sanksi yang dikenakan pada Rusia di tengah ancaman bencana kelaparan global.

Margarita Simonyan, pemimpin redaksi media yang dikendalikan pemerintah Rusia, RT, membuat pernyataan tersebut selama Forum Ekonomi Internasional St Petersburg tahun ini.

Baca juga: Jokowi Akan Bertolak ke Ukraina dan Rusia Bulan Ini, Temui Zelensky dan Putin

Simonyan, yang menjadi moderator forum tahun ini, mengatakan dia mendengar dari orang-orang beberapa kali di Moskwa bahwa: "Kami semua berharap pada kelaparan."

"Ini maksudnya. Artinya kelaparan akan dimulai sekarang dan mereka akan mencabut sanksi dan berteman dengan kita, karena mereka akan menyadari bahwa itu perlu," lanjut Simonyan sebagaimana dilansir Newsweek pada Selasa (21/6/2022).

Para pemimpin Barat memberlakukan sanksi berat terhadap Rusia sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari.

AS, misalnya, melarang semua impor gas dan minyak Rusia, sementara Inggris secara bertahap menghentikan impor minyak Rusia pada akhir tahun.

Jerman telah menghentikan rencana untuk membuka pipa gas Nord Stream 2 dari Rusia, dan Uni Eropa berjanji untuk menghentikan impor batubara dari Rusia pada Agustus.

Sanksi yang meluas juga telah memukul individu, bisnis, dan bank terkemuka. Nama-nama besar seperti McDonald's, Starbucks, dan Coca-Cola, telah sepenuhnya menarik diri dari Rusia sebagai tindakan protes terhadap perang Putin.

Baca juga: Punya Hubungan Historis dengan Rusia, Afrika Tak Beri Apa yang Ukraina Minta

Rusia, sementara itu, dituduh memblokir pelabuhan Ukraina dan memperburuk krisis pangan global.

Menurut PBB, krisis pangan didorong ke tingkat bahaya kelaparan, karena perang di Ukraina mengakibatkan kurangnya ekspor biji-bijian, sebagian didorong oleh blokade Laut Hitam dan penyitaan lahan pertanian Rusia di Ukraina.

Putin telah berjanji mencabut blokade, jika sanksi barat yang dikenakan sebagai tanggapan atas apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina dihapus.

"Yang paling penting dari semuanya, kita harus mengakhiri perang di Ukraina," Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan kepada Dewan Keamanan pada 19 Mei, mencatat bahwa distribusi makanan adalah sebuah masalah.

Sara Menker, pendiri dan kepala eksekutif Gro Intelligence, mengatakan bahwa sebelum perang, Rusia dan Ukraina menyediakan hampir sepertiga dari ekspor gandum dunia, dan termasuk di antara lima pengekspor jagung global teratas.

Semua pelabuhan Ukraina tetap ditutup di tengah konflik yang sedang berlangsung.

Baca juga: Kenapa Perang Rusia-Ukraina Disalahkan sebagai Pemicu Krisis Pangan Global?

Baca juga: Tiga Platform Gas Laut Hitam Diserang Rudal, Rusia Tuding Ukraina

Baca juga: Dituding Jadi Penyebab Krisis Pangan Global, Rusia Bahas Koridor Pangan dari Ukraina dengan Turki

Seorang perwakilan Ukraina mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa perang Putin mengancam sekitar 400 juta orang di seluruh dunia yang bergantung pada ekspor gandum Ukraina, yang hampir berhenti karena penyumbatan pelabuhan Ukraina.

Rusia juga menyita biji-bijian Ukraina untuk konsumsi sendiri atau untuk dijual secara ilegal di pasar internasional, klaimnya.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell Fontelles menuduh Putin sengaja berusaha "menciptakan kelaparan di dunia untuk memberi tekanan... pada Uni Eropa."

"Ini adalah kejahatan perang yang nyata. Jika Anda menggunakan kelaparan sebagai senjata perang—ini ada namanya (kejahatan perang)," katanya di Luksemburg setelah tiba untuk pertemuan Menteri Luar Negeri Eropa.

Michael McFaul, mantan duta besar Barack Obama untuk Rusia, juga mengecam Simonyan atas komentar yang dia buat selama Forum Ekonomi Internasional St Petersburg.

McFaul menilai penyataan Simonyan berarti bahwa Rusia dengan sengaja membiarkan banyak orang berada dalam bahaya kelaparan.

"'Biarkan mereka kelaparan sampai mereka setuju menjadi teman kita'. Orang yang menyenangkan. Dan kemudian orang Rusia bertanya-tanya mengapa tidak ada yang menghormati mereka!" kicaunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com