Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ronny P Sasmita
Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution

Penikmat kopi yang nyambi jadi Pengamat Ekonomi

Riwayat Lembah Panjshir di Afghanistan dan Singa Legendarisnya

Kompas.com - 29/05/2022, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Panjshir Valey atau Lembah Panjshir, sekitar tiga jam perjalanan darat ke utara Kabul, memiliki keistimewaan tersendiri bagi orang Afghanistan.

Panjshir adalah benteng alami, terdiri dari lembah yang panjang berbentuk lemon dan dikelilingi tiga arah oleh sisi gunung setinggi 13.000 kaki.

Satu-satunya pintu masuk adalah jalan sempit melalui ngarai berliku di bagian selatan Panjshir Valley, kemudian di tengahnya dipotong oleh sungai Panjshir.

Bagi orang awam dan netral, Panjshir adalah kawasan dengan keindahan alam yang menakjubkan, dengan hiasan ladang-ladang hijau di kedua sisi sungai. Kalau musim semi, bunga-bunga apel akan ikut menghiasinya.

Di antara ladang-ladang, terdapat satu dua rumah yang di halaman atau di samping rumahnya terkadang terdampar sisa-sisa perang seperti logam berkarat atau roda kendaraan perang atau bekas kendaraan berlapis baja, dll.

Selama masa invasi Soviet di Afghanistan, 1979-1989, tujuh kali pasukan merah berupaya memasuki kawasan ini, tapi gagal.

Lebih dari itu, Panjshir juga kokoh bertahan saat berperang dengan Taliban pada tahun 1990-an.

Sempat status istimewa itu bertahan sampai beberapa waktu tahun lalu, karena sempat menjadi satu-satunya provinsi yang masih berdiri tegak melawan Taliban alias belum tertaklukan, setelah Taliban berhasil mengusir Amerika pulang tahun 2021 lalu.

Para milisi yang setia kepada Ahmad Massoud, putra mendiang Ahmad Shah Massoud, memegang senjata mereka di provinsi Panjshir, Afghanistan, pada 26 Agustus 2021. Lembah Panjshir adalah wilayah terakhir yang belum ditaklukkan Taliban.AP PHOTO/JALALUDDIN SEKANDAR Para milisi yang setia kepada Ahmad Massoud, putra mendiang Ahmad Shah Massoud, memegang senjata mereka di provinsi Panjshir, Afghanistan, pada 26 Agustus 2021. Lembah Panjshir adalah wilayah terakhir yang belum ditaklukkan Taliban.
Dalam masa jayanya, di sinilah base dan pusat perjuangan the Lion of Panjshir, Ahmad Shah Massoud, berlokasi.

Di eranya, ia ditakuti Soviet dan disegani Taliban. Dengan beberapa stinger (anti aircraft) dari Amerika, dari dinding-dinding lembah itulah pasukan Mujahideen pimpinan Massoud menjatuhkan puluhan helikopter milik Pasukan Merah Uni Soviet.

Namun setelah pemerintahan Mujahideen disikat Taliban tahun 1996, Massoud minggir ke Dushanbe, Ibu kotaTajikistan.

Di sanalah Massoud mengadakan pertemuan-pertemuan dengan utusan negara mitranya seperti Iran, Rusia, dan India.

Rerata pertemuan mereka membahas soal pembelian atau permintaan senjata untuk melawan pemerintahan Taliban, karena Amerika tak bersedia memberikan bantuan senjata berat.

Beberapa tahun sejak Taliban bekuasa, Amerika biasanya hanya memberikan bantuan alat-alat selain senjata, seperti telephone satelite, kacamata infrared, dan alat-alat infiltrasi, itupun harus diambil sendiri oleh tangan kanan Massoud ke Frankfurt, Jerman, di salah satu kantor CIA.

Tangan kanannya adalah Amirullah Saleh, masih muda, yang ketika itu sedang dipersiapkan oleh Massoud sebagai kepala intelijennya di kemudian hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com