Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ronny P Sasmita
Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution

Penikmat kopi yang nyambi jadi Pengamat Ekonomi

Riwayat Lembah Panjshir di Afghanistan dan Singa Legendarisnya

Kompas.com - 29/05/2022, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Richard Blee menerimanya. Amirullah Saleh memberitahukan kematian Massoud kepada Richard Blee, sembari mengatakan bahwa pelakunya adalah Al Qaeda.

"Kami meminta pasokan senjata sebanyak yang bisa diberikan Amerika," kata Amirullah.

"Ini perang kami. Amerika tak perlu capek-capek ikut, cukup supply senjata sebanyak yang bisa diberikan oleh Amerika," lanjutnya

Richard Blee gagap. Bukan kapasitasnya untuk menjawab permintaan itu. Richard meminta waktu beberapa hari untuk mendiskusikannya dengan atasanya di Pentagon.

Richard berjanji akan memperjuangkan permintaan Amirullah di pentagon dalam beberapa hari ke depan. Lalu jalur telepon pun ditutup

Dua hari kemudian, 11 September 2001, belum ada sama sekali komitmen dari CIA untuk Amirulah dan Pasukan North Alliance Afghanistan, WTC ambruk ditabrak pesawat.

Debat terjadi di ALEC station di antara sesama agen dan analis, apakah pelakunya Al Qaeda atau Hezbollah.

Mengerucut kepada dua organisasi itu saja. Dan tuduhan final akhirnya jatuh ke Al Qaeda, persis seperti dugaan Richard Blee dan Amirullah Saleh.

Richard tak perlu lagi memperjuangkan aspirasi Amirullah. Karena bukan hanya senjata yang akan dikirim, tapi Amerika sendiri yang akan datang ke sana.

Dialog tersebut dengan apik diceritakan ulang oleh Steve Coll dalam bukunya "Directorate S: The C.I.A. and America's Secret Wars in Afghanistan and Pakistan" yang terbit tahun 2018 lalu.

Amirullah sempat menjabat di dalam organisasi intelijen Arghanistan semasa pemerintahan Kharzai, begitu juga dengan Arif. Kemudian di pemerintahan Ghani, Amirullah adalah wakil presiden.

Mungkin Anda pernah membaca berita wakil presiden Afganistan mengutuk Ghani yang kabur dan mengobarkan perlawanan tahun 2021 lalu. Ya, itulah Amirulah Saleh, mantan tangan kanan Massoud yang selalu mengambil barang titipan CIA ke Franfurt.

Ahmad Massoud, putra komandan pemberontak legendaris Afghanistan Ahmad Shah Massoud.AFP PHOTO/CHRISTOPHE ARCHAMBAULT Ahmad Massoud, putra komandan pemberontak legendaris Afghanistan Ahmad Shah Massoud.
Tidak hanya Amirullah, setelah Taliban kembali menguasai Kabul tahun lalu, Ahmad Massoud Yunior, anak dari almarhum Ahmad Shah Massoud, 'Singa Panjshir,' ikut mengibarkan bendera Front Perlawanan Nasional Afghanistan terhadap Taliban.

Dia bergabung dengan wakil presiden Amrullah Saleh, yang sempat menjadi tangan kanan bapaknya dan telah terlebih dahulu menyatakan dirinya sebagai presiden republik Afghanistan setelah Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu.

Massoud yunior belum pernah berperang. Tapi almarhum bapaknya mengirimnya kuliah ke Inggris untuk program studi "war studies" sampai tingkat master di King College.

Namun fakta berbicara lain. Ahmad Massoud Yunior tak secanggih bapaknya. Meskipun sempat mengibarkan bendera perlawanan, akhirnya Taliban mampu menggasak Lembah Panjshir dan mengukuhkan kekuasaan penuh atas teritori yang pernah ditakuti Rusia dulu.

Setelah itu, Massoud Yunior hilang di media, Amirullah Saleh pun demikian. Namun taliban belum sepenuhnya menang.

Masih ada musuh bebuyutannya yang berkeliaran di Afghanistan, yakni IS Khorasan (ISK), yang meledakan bandara Kabul di hari terakhir Amerika meninggalkan Afghanistan, tahun lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com