Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Akan Bangun Pangkalan Militer Baru sebagai Balasan untuk Rencana Perluasan NATO

Kompas.com - 21/05/2022, 12:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia akan membuat pangkalan militer baru di bagian barat negara itu, yang digambarkan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu sebagai “tindakan balasan” terhadap rencana perluasan NATO.

Dalam pidatonya pada Jumat (20/5/2022), Shoigu mengatakan pendaftaran Finlandia dan Swedia ke NATO, termasuk dalam peningkatan ancaman militer di sepanjang perbatasan barat laut Rusia dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Perkuat Perang di Ukraina, Rusia Akan Izinkan Warga Lebih dari 40 Tahun Daftar Militer

“Ancaman itu juga termasuk tindakan Amerika Serikat (AS) yang meningkatkan penerbangan pembom strategis, mengirim kapal perang ke Laut Baltik dan mengintensifkan latihan di kawasan itu dengan mitra NATO-nya,” katanya sebagaimana dilansir Al Jazeera.

“Ketegangan terus tumbuh di zona tanggung jawab Distrik Militer bagian barat. Kami mengambil tindakan pencegahan yang memadai,” kata Shoigu, saat invasi Rusia ke Ukraina berlanjut.

“Pada akhir tahun, 12 unit dan divisi militer akan dibentuk di Distrik Militer Barat,” tambahnya.

Ini akan disertai dengan lonjakan peralatan dan senjata militer.

“Tahun ini, kami bermaksud untuk mendapatkan lebih dari 2.000 buah peralatan tersebut,” kata Shoigu.

Kekhawatiran keamanan yang didorong oleh serangan Rusia ke Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari, membuat kedua negara Nordik itu melepaskan diri dari kebijakan netralitas yang sudah berlangsung lama, dan pindah untuk bergabung dengan NATO.

Baca juga: Kenapa Finlandia dan Swedia Tetap Daftar NATO dan Abaikan Peringatan Putin, Apa Dampaknya?

Finlandia berbagi perbatasan darat sepanjang 1.340 km (830 mil) dengan Rusia, sementara Swedia berbagi perbatasan laut.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Kamis (19/5/2022) mengonfirmasi ia telah menerima aplikasi mereka untuk bergabung dengan blok tersebut. Langkah ini menjadi salah satu perubahan paling signifikan dalam arsitektur keamanan Eropa dalam beberapa dekade.

Semua dari 30 negara anggota NATO harus setuju untuk menerima anggota baru; Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menyatakan penentangan terhadap bergabungnya Finlandia dan Swedia.

Pada Kamis (19/5/2022), Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson dan Presiden Finlandia Sauli Niinisto bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih, di mana Biden menjanjikan "dukungan penuh" kepada kedua negara.

Beberapa jam kemudian, Jenderal tinggi AS Mark Milley berbicara melalui telepon dengan mitranya dari Rusia Jenderal Valery Gerasimov dalam diskusi pertama mereka sejak perang dimulai, menurut Pentagon.

Seorang juru bicara Staf Gabungan AS mengatakan sang jenderal "membahas beberapa masalah terkait keamanan yang menjadi perhatian", tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Baca juga: Pengepungan Pabrik Azovstal Berakhir, Rusia Giliran Intensifkan Serangan di Donbass

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com