Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/05/2022, 09:45 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara tengah bergulat dengan penularan Covid 19.

Padahal negara itu belum menjalankan program vaksinasi Covid-19 dan tidak memiliki standar medis untuk infeksi virus SARS-CoV-2.

Pemerintah Korea Utara dilaporkan sejauh ini masih menolak bantuan medis dari negara-negara lain.

Baca juga: Covid Korea Utara: 3 Pesawat Terbesar Dikirim ke China untuk Ambil Bantuan Medis

Media pemerintah justru memberikan anjuran kepada penduduk Korea Utara tentang sejumlah pengobatan tradisional untuk menangani apa yang disebut sebagai "demam".

Apa saja yang dianjurkan dalam mengatasi Covid-19 di Korea Utara ini?

Minuman teh hangat

Bagi warga yang tidak mengalami gejala berat, surat kabar partai yang berkuasa Rodong Simnun menganjurkan minuman herbal, di antaranya meminum teh lonicera japonica atau daun dedalu, minuman jahe, dan teh dari tanaman merambat honeysuckle yang berbau harum serta minuman dari daun willow.

Jahe dan daun willow mengurangi inflimasi dan nyeri tapi tidak bisa digunakan sebagai obat melawan virus corona, lapor Rachel Schraer dan Wanyuan Song dari BBC Reality Check.

Produksi obat-obatan tradisional untuk mengurangi demam dan rasa sakit juga ditingkatkan, dan KCNA menyebutnya, "efektif mencegah serta menyembuhkan penyakit yang berbahaya itu".

Baca juga: Kasus Covid-19 Korea Utara Diduga Sudah Mendekati Angka 2 Juta

Kumur air garam

Media pemerintah baru-baru ini mewawancarai pasangan yang merekomendasikan berkumur dengan air garam pada pagi dan malam hari.

"Ribuan ton garam diangkut secara darurat ke Pyongyang untuk memproduksi larutan antiseptik," tulis KCNA, dikutip dari kantor berita Reuters.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa berkumur dengan air garam dan membersihkan rongga hidung dengan air garam bisa membasmi virus yang menyebabkan flu.

Namun belum cukup bukti yang menunjukkan air garam efektif melawan penyebaran Covid-19.

Obat penghilang rasa dan antibiotik

Orang-orang menonton layar TV yang menampilkan laporan berita tentang wabah COVID-19 di Korea Utara, di stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan, Sabtu, 14 Mei 2022. AP PHOTO/AHN YOUNG JOON Orang-orang menonton layar TV yang menampilkan laporan berita tentang wabah COVID-19 di Korea Utara, di stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan, Sabtu, 14 Mei 2022.

Selain melakukan cara-cara pengobatan, media pemerintah juga mendorong pasien yang mengalami gejala Covid-19 untuk menggunakan obat penghilang rasa sakit dan antibiotik, seperti ibuprofen dan amoxicillin.

Ibuprofen dan paracetamol dapat menurunkan panas tubuh dan meringankan gejala-gejala seperti pusing dan sakit tenggorokan tetapi tidak bisa mematikan virus atau mencegah penularan.

Baca juga: Korsel: Korea Utara Sudah Selesai Persiapan Uji Coba Nuklir

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com