Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ronny P Sasmita
Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution

Penikmat kopi yang nyambi jadi Pengamat Ekonomi

Hitler dan Mobil Pertamanya

Kompas.com - 20/05/2022, 06:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tak lama setelah itu, sembari jalan-jalan, Hitler bertemu mantan sejawatnya selama perang dunia pertama, Max Aman, seorang veteran sersan mayor.

Kehidupan Max terbilang sudah mapan, bekerja sebagai manager di sebuah bank di Munich. Hitler pun mengajaknya bergabung menjadi anggota partai.

Walaupun Max kurang tertarik dengan dunia politik, tawaran tersebut tetap diterima. Namun tak lama setelah itu, Hitler menaikan permintaanya.

Ia meminta Max untuk berhenti bekerja di perbankan, lalu menawarinya posisi business manager untuk partai. Ternyata di era itu ada posisi business manager segala ya!

Tentu Max menolak. Max beralasan, hidupnya sudah mapan dan ada jaminan pensiun yang cukup di kemudian hari.

Tapi berkat kemampuan Hitler meyakinkan Max, sambil mengatakan bahwa bagaimana jika kaum Bloshevik menghancurkan bank tempat dia bekerja, sampai dana pensiunya pun tak tersisa, kata Hitler.

Ancamannya boleh juga. Max akhirnya menyerah. Max minta waktu tiga hari untuk membereskan segala sesuatunya, sebelum bergabung menjadi business manager partai Nazi.

Di tangan Max, yang apolitik dan profesional mengelola keuangan, pun kebetulan juga anggota Thule Society, koran yang baru di-take over bisa bernapas lancar, keuangan Partai mulai ditata secara teratur.

Utang koran berhasil direnegosiasi, dan pinjaman modal usaha baru bisa didapat dengan mudah. Hitler memang tak salah pilih.

Max mempunyai moto yang tenar di seluruh partai, bunyinya "Make propaganda pay its own way." Begitulah orang keuangan memandang propaganda.

Bendera Partai Gurem Kanan Garis keras tersebut makin berkibar berkat koran baru. Oplahnya tak banyak, hanya sekitar 7.000 eksemplar.

Tapi presitise partai jelas naik drastis karena memiliki koran sebagai corong politiknya. Anggota partai bertambah menjadi 3.000.

Karena itu, Hitler nampaknya merasa butuh prestise juga. Setelah melihat-lihat Show Room mobil bekas di salah satu jalanan Munich, Hitler akhirnya mengajukan permintaan pembelian mobil untuknya kepada partai.

Alasannya agar pergerakanya lebih praktis, apalagi di tengah ancaman gerakan komunis yang semakin membesar.

Permintaan Hitler di-acc partai. Mobil sedan bekas, butut, model 1920-an, tanpa cap, akhirnya jadi moda transportasi Hitler, menggantikan moda transportasi Tram atau moda goyang lutut. Itulah pertama kalinya Hitler punya barang mewah, walaupun butut.

Beruntungnya, tak lama setelah itu, Hitler mendapat mobil lainya dari salah satu anggota partai, yang asal muasal uangnya masih misterius sampai hari ini, meskipun kondisinya sama saja dengan mobil pertama, butut juga.

Kemudian pada musim panas (summer) 1921, Hitler yang berjabatan Direktur Propaganda Partai, pergi ke Berlin.

Di sana, Hitler bertemu para tokoh-tokoh besar nasionalis lainya seperti Count Reventlow, Walther Stennes, Yorck von Wartenburg, dan Dr.Emil Gansser, direktur eksekutif Perusahaan Siemen And Halske, yang punya koneksi luas di komunitas protestan Jerman.

Berkat tangan Ganser lah Hitler diberikan jadwal menjadi pembicara di National Club of Berlin, klub prestisius Jerman kala itu.

Dan setelah acara itu pula, Hitler bertemu dengan Admiral Schroeder, mantan panglima angkatan laut Jerman, yang kemudian bersedia menjadi anggota resmi partai.

Itulah kali pertama, petinggi militer menjadi anggota partai secara resmi, yang membuat nama Partai Nazi semakin dipandang.

Sekembalinya dari Berlin, ada pergerakan di internal Partai melawan Hitler. Sekitar 3000 lembar pamflet beredar di internal partai, yang mempertanyakan kehidupan pribadi Hitler, mempertanyakan asal usul uang yang dimiliki Hitler, termasuk uang yang digunakan Hitler menyenangkan beberapa wanita.

Bahkan muncul pula istilah puppet military, boneka militer, hampir mirip tuduhan yang diterima Lenin saat pertama kali bergabung di Petrograd, German Puppet.

Hitler berstrategi. Ia mengajukan pengunduran diri kepada partai, karena menyadari partai tak akan mengijinkan. Bisa-bisa partai langsung jatuh tanpa Hitler.

Selain itu, Hitler juga memegang tokoh-tokoh kunci partai, terutama yang berkontribusi. Reaksi partai sesuai prediksi Hitler.

Hitler malah diberi kekuasaan penuh dan didapuk menjadi Chairman Partai Buruh Nasionalis Sosialis Jerman atau Nazi (nama baru German Worker Party).

Dan di saat itulah Hitler menjalankan kekuasaanya dengan gaya Iron Fist di dalam partai. Totaliter kelas dewa.

Hitler berdiri di tengah jalin dan tali temali relasi politik yang sangat menguntungkan partai. Karena itu, Hitler menjadi berharga dan dilindungi.

Thule Society dan militer Jerman membutuhkan Hitler dan Partai Patriotik yang dipimpinnya untuk membendung kekuatan kiri.

Panglima militer Bavaria pun ikut mendukung partai dan Hitler, walaupun tak sejalan dengan militer Jerman, karena menginginkan pemisahan diri Bavaria dari Jerman.

Bavaria perlu kekuatan politik yang antikomunis agar Bavaria tak terjatuh ke tangan kekuatan kiri.

Tak lupa pula negara-negara barat menaruh harapan kepada Hitler dan Nazi sebagai tameng atas pengaruh komunisme dari arah timur, yakni Soviet. Para pihak tersebut berebut pengaruh agar bisa mengendalikan mantan kopral intel tersebut.

Sampai tahun 1924, lahir Dowes Plan, rencana yang disusun para banker Amerika dan Wallstreet untuk menyelamatkan ekonomi Jerman, lalu Young Plan di tahun 1928 yang didominasi orang-orang dan dana dari GP Morgan, yang semuanya ternyata sangat membantu membesarkan Partai Nazi dan Hitler, sampai akhirnya semua pihak tersadar bahwa Hitler dan Nazi adalah sumber bencana dunia yang mengawali perang dunia kedua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com