Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Insinyur Nuklir Chernobyl, Terpaksa Curi Bahan Bakar Rusia untuk Cegah Bencana

Kompas.com - 09/04/2022, 22:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

KYIV, KOMPAS.com - Bekas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl di Ukraina utara diambil alih oleh pasukan Rusia pada hari pertama invasi. Tapi, para ahli yang ditahan di dalamnya terus berusaha menjaga agar lokasi itu tak menimbulkan bencana baru.

Sekarang, lokasi bencana nuklir terburuk di dunia itu kembali di bawah kendali Ukraina. Wartawan BBC Yogita Limaye adalah salah satu jurnalis pertama yang melihat ke dalamnya sejak Rusia pergi.

Terungkap bahwa ketika Rusia melakukan pengepungan, listrik sempat terputus selama tiga hari. Alhasil, insinyur Valeriy Semonov yang ditahan di lokasi saat itu harus bergegas mencari bahan bakar agar generator tetap berjalan.

Baca juga: Marah, Adik Kim Jong Un Sebut Nuklir Korea Utara Bisa Lenyapkan Korea Selatan

Kronologi pengepungan

Pada sore 24 Februari, pasukan Rusia mengepung Chernobyl dengan tank dan kendaraan lapis baja, memasuki Ukraina dari perbatasan Belarus, hanya sekitar 16 km jauhnya.

Sekitar 170 penjaga nasional Ukraina yang mengamankan pabrik dibawa ke ruang bawah tanah dan ditawan di sana. Tentara Rusia kemudian menggeledah tempat itu untuk mencari senjata dan bahan peledak.

Insinyur, supervisor dan staf teknis lainnya diizinkan untuk terus bekerja. Dalam dua hari berikutnya, tim dari badan energi atom Rusia Rosatom didatangkan.

Staf Chernobyl sangat ingin mengontrol pemeliharaan pabrik. Ini bukan pembangkit listrik yang berfungsi, tetapi limbah radioaktif tetap disimpan di lokasi bencana nuklir terburuk di dunia itu.

Miliaran dolar dihabiskan sejak kecelakaan 1986 untuk membersihkan dan menahan kontaminasi lebih lanjut. Jika kondisi di lokasi tidak dipantau dengan benar, ada risiko besar pelepasan bahan nuklir.

Baca juga: Polandia Ungkap Kesediaan Menjadi Tuan Rumah Senjata Nuklir AS

Berjuang menjaga operasi

Oleksandr Lobada pengawas keselamatan radiasi di stasiun itu mengatakan Rusia yang merebut Chernobyl menginginkan rincian lengkap tentang bagaimana itu dikelola.

"Mereka ingin informasi tentang semua prosedur, dokumen, dan operasi. Saya takut karena pertanyaannya terus-menerus, dan terkadang memaksa," kata Lobada, sebagaimana dilansir BBC.

Di lantai atas gedung utama pembangkit listrik adalah kamar-kamar utama dari mana situs dikendalikan, terletak di kedua sisi lorong yang panjang dan sempit. Beberapa kamar terkunci.

Ketika Rusia tidak menemukan kuncinya, mereka mendobrak kamar, dan memotong bagian pintu tempat kunci itu tertanam.

"Kami harus terus-menerus bernegosiasi dengan mereka, dan berusaha keras untuk tidak menyinggung mereka, sehingga mereka mengizinkan personel kami untuk mengelola fasilitas itu," kata insinyur Valeriy Semonov.

Baca juga: Barat vs Rusia dan Risiko Penggunaan Senjata Nuklir Saat Ini

Ketika aliran listrik ke stasiun padam selama tiga hari, Valeriy mengatakan dia bergegas mencari bahan bakar agar generator tetap menyala, bahkan mencuri beberapa dari Rusia.

"Jika kami kehilangan daya, itu bisa menjadi bencana besar," jelas Oleksandr, menambahkan bahwa bahan radioaktif bisa saja terlepas ke luar dalam skala yang tak terbayangkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com