Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Film-film Korea Selatan Mendominasi Industri Perfilman Dunia

Kompas.com - 05/03/2022, 15:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

SEOUL, KOMPAS.com - Ketika film Parasite dari Korea Selatan mencetak sejarah di Oscar 2020 dengan menjadi film non-Inggris pertama yang memenangi Academy Award untuk Film Terbaik, semua mata tertuju pada sutradara Bong Joon-ho. Sebelumnya, Bong mengatakan bahwa pagelaran Oscar "sangat lokal."

Senada dengan Bong, aktris Korea Selatan Yang Mal-bok, yang film barunya The Apartment with Two Women tayang perdana di Berlinale pada Februari lalu, menyampaikan pendapat serupa.

Baca juga: Korea Utara Diduga Tembakkan Rudal Balistik Jelang Pilpres Korea Selatan

"Saya agak lelah dengan aliran budaya yang sedikit dimonopoli dalam satu arah," kata Yang kepada DW.

"Saya mulai berpikir, selera kita dalam film telah lama terkonsentrasi di satu sisi dan jelas bagi saya bahwa pandangan Anda meluas ketika bersentuhan dengan budaya atau seni dari daerah yang berbeda, seperti Korea Selatan," lanjutnya.

Kini realitanya, dalam beberapa tahun terakhir, penonton di seluruh dunia semakin haus akan sinema Korea.

Baca juga: Korea Selatan Laporkan Rekor Covid-19 Baru, 90.443 Kasus Sehari

Kebangkitan ekonomi budaya Korea Selatan

Gelombang Korea — atau Hallyu — adalah istilah yang banyak digunakan untuk menggambarkan kesuksesan internasional musik, film, TV, mode, dan makanan Korea Selatan. Bahkan pada Oktober tahun lalu, Oxford English Dictionary menambahkan kata Korea Hallyu ke edisi terbarunya.

Ketika ditanya tentang Hallyu, Jung Bo-ram, lawan main Yang dalam The Apartment with Two Women, mengatakan Hallyu adalah tema universalis masyarakat Korea yang membantu mendorong kesuksesan film Korea Selatan di luar negeri.

Dalam film terbarunya, Jung memerankan seorang perempuan berusia akhir dua puluhan yang tinggal bersama ibunya. Film ini bercerita tentang konflik hubungan ibu dan anak.

"Semua ibu dan anak perempuan yang tinggal di Korea Selatan dapat merasakan kisah ini. Saya pikir film ini tidak spesifik untuk Korea Selatan, tetapi mengandung pesan berbagai emosi yang dapat Anda rasakan tentang hubungan ibu-anak," kata Jung kepada DW. "Ketika orang menonton film ini, mereka dapat menghubungkannya dengan kehidupan mereka sendiri."

Baca juga: Skandal Pilpres Korea Selatan: Istri Kandidat Presiden Minta Maaf Usai Dituduh Ambil Keuntungan

Film Korea Selatan menggemparkan dunia

Keberhasilan film-film Korea Selatan di luar negeri dimulai pada 1990-an, setelah sisa-sisa terakhir rezim militer yang represif lenyap. Undang-undang sensor dilonggarkan dan investasi perusahaan-perusahaan besar Korea mulai mengalir ke sektor industri film.

Investasi Samsung, Daewoo, dan Hyundai memainkan peran utama dalam industri film negara itu. Menyusul krisis keuangan Asia tahun 1997, konglomerat baru seperti CJ Entertainment, Orion Group (Showbox), dan Lotte Entertainment muncul menjadi pemain terbesar di industri film Korea Selatan.

Pada dekade pertama Hallyu, penggemar internasional, khususnya di AS, biasanya mengunduh film bajakan, sementara orang Korea Selatan yang belajar di luar negeri melakukan alih bahasa.

Baca juga: Jepang Ajukan Tambang Emas Sado Jadi Warisan Dunia UNESCO, Korea Selatan Protes

"Ini terjadi jauh sebelum platform OTT (over-the-top) dan alih bahasa yang mudah tersedia," jelas artis kenamaan Yang Mal-bok.

Yang juga ikut berperan sebagai cameo dalam serial Korea Selatan Squid Game, salah satu streaming hit terbesar sepanjang masa Netflix. Film thriller sembilan episode ini ditonton sekitar 1,65 miliar orang hanya dalam bulan pertama rilis.

Yang mengatakan dia tidak mengira bahwa serial itu akan menjadi sangat populer di seluruh dunia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com