Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7.000 Ilmuwan Rusia Surati Putin, Protes Invasi ke Ukraina

Kompas.com - 04/03/2022, 22:46 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Hampir 7.000 ilmuwan, matematikawan, dan akademisi Rusia pada Kamis (3/3/2022) menandatangani surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden Vladimir Putin. Mereka memprotes keras invasi Rusia Ukraina.

Reaksi global besar-besaran terhadap invasi Rusia seminggu yang lalu turut memengaruhi berbagai proyek ilmiah, termasuk Stasiun Luar Angkasa Internasional dan misi Rusia-Eropa yang direncanakan untuk mendaratkan penjelajah di Mars.

"Kami, para ilmuwan Rusia dan jurnalis sains, memprotes keras invasi militer ke Ukraina yang diluncurkan oleh angkatan bersenjata Rusia," kata surat terbuka yang diterbitkan pada Selasa (1/3/2022) di situs berita trv-science.ru.

Baca juga: Rusia Vs Ukraina, Putin Vs Zelensky, Eks Agen KGB Vs Mantan Pelawak

Lebih dari 6.900 penandatangan tersebut berisiko didenda atau dipenjara, karena otoritas Rusia mengadopsi undang-undang yang membuat mereka berhak menindak warga yang mengkritik pemerintah.

Parlemen Rusia pekan ini juga nengadopsi undang-undang lain yang akan memperketat hukuman karena mengkritik perang di Ukraina.

"Nilai-nilai kemanusiaan adalah fondasi di mana sains dibangun. Bertahun-tahun yang dihabiskan untuk memperkuat reputasi Rusia sebagai pusat matematika terkemuka benar-benar hancur," tulis surat tersebut dikutip dari kantor berita AFP.

Surat itu menunjukkan bahwa Kongres Internasional Matematikawan, yang Rusia dijadwalkan menjadi tuan rumah pada Juli, dibatalkan karena invasi.

Surat tersebut juga menyebut Rusia "agresor militer dan, karenanya, negara kejam".

Menjadi bangsa ilmiah yang hebat "tidak dapat dicapai dalam kondisi saat ini ketika kehidupan rekan-rekan terdekat kita--matematikawan di Ukraina... berada dalam bahaya karena tentara Rusia."

"Rusia mendapati dirinya dalam situasi isolasi internasional, tanpa kemungkinan untuk melakukan pertukaran ilmiah yang mendalam atau bekerja dengan ilmuwan di negara lain," lanjut surat itu.

"Kami yakin bahwa tidak ada kepentingan geopolitik yang dapat membenarkan kematian dan pertumpahan darah ini. Perang hanya akan menyebabkan kerugian total negara kami."

Sanksi-sanksi dari Barat banyak mengucilkan Rusia dari proyek globalnya selama seminggu terakhir.

NASA contohnya, sedang mencari cara untuk menjaga Stasiun Luar Angkasa Internasional di orbit tanpa bantuan Rusia.

Sementara itu Badan Antariksa Eropa mengatakan, misi bersama menggunakan peluncur Rusia untuk mendaratkan penjelajah Eropa di Mars sangat tidak mungkin lepas landas tahun ini seperti yang direncanakan.

Baca juga: Usai 90 Menit Telepon Putin, Presiden Perancis: Yang Terburuk di Ukraina Akan Datang

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Militer China Siap Hentikan Kemerdekaan Taiwan Secara Paksa

Militer China Siap Hentikan Kemerdekaan Taiwan Secara Paksa

Global
Keluarga Tawanan Israel Minta Netanyahu Terima Rencana Biden

Keluarga Tawanan Israel Minta Netanyahu Terima Rencana Biden

Global
Stormy Daniels Komentari Vonis Trump: Dia Harus Dipenjara

Stormy Daniels Komentari Vonis Trump: Dia Harus Dipenjara

Global
Jago Mengetik Cepat Pakai Hidung, Pria Ini Pecahkan Rekor Dunia

Jago Mengetik Cepat Pakai Hidung, Pria Ini Pecahkan Rekor Dunia

Global
Para Penyintas Serangan 7 Oktober Menuntut Kelompok Pro-Palestina di AS

Para Penyintas Serangan 7 Oktober Menuntut Kelompok Pro-Palestina di AS

Global
Korea Utara Kirim 600 Balon Sampah Lagi ke Korea Selatan, Apa Saja Isinya?

Korea Utara Kirim 600 Balon Sampah Lagi ke Korea Selatan, Apa Saja Isinya?

Global
Rangkuman Hari Ke-829 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Temui Prabowo | Italia Beda Sikap dengan AS-Jerman

Rangkuman Hari Ke-829 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Temui Prabowo | Italia Beda Sikap dengan AS-Jerman

Global
Mayoritas 'Exit Poll' Isyaratkan Partai Modi Menangi Pemilu India 2024

Mayoritas "Exit Poll" Isyaratkan Partai Modi Menangi Pemilu India 2024

Global
Bertemu Prabowo di Singapura, Zelensky Minta Dukungan dan Bilang Siap Perbanyak Pasok Produk Pertanian

Bertemu Prabowo di Singapura, Zelensky Minta Dukungan dan Bilang Siap Perbanyak Pasok Produk Pertanian

Global
Pentingnya Israel-Hamas Sepakati Usulan Gencatan Senjata Gaza yang Diumumkan Biden...

Pentingnya Israel-Hamas Sepakati Usulan Gencatan Senjata Gaza yang Diumumkan Biden...

Global
Menteri-menteri Israel Ancam Mundur Usai Biden Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru

Menteri-menteri Israel Ancam Mundur Usai Biden Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru

Global
Saat China Berhasil Daratkan Chang'e-6 di Sisi Jauh Bulan...

Saat China Berhasil Daratkan Chang'e-6 di Sisi Jauh Bulan...

Global
[UNIK GLOBAL] Penjual Sotong Mirip Keanu Reeves | Sosok 'Influencer Tuhan'

[UNIK GLOBAL] Penjual Sotong Mirip Keanu Reeves | Sosok "Influencer Tuhan"

Global
Korea Utara Kembali Terbangkan Balon Berisi Sampah ke Korea Selatan

Korea Utara Kembali Terbangkan Balon Berisi Sampah ke Korea Selatan

Global
Mengenal Apa Itu All Eyes on Rafah dan Artinya

Mengenal Apa Itu All Eyes on Rafah dan Artinya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com