Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trias Kuncahyono
Wartawan dan Penulis Buku

Trias Kuncahyono, lahir di Yogyakarta, 1958, wartawan Kompas 1988-2018, nulis sejumlah buku antara lain Jerusalem, Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir; Turki, Revolusi Tak Pernah Henti; Tahrir Square, Jantung Revolusi Mesir; Kredensial, Kearifan di Masa Pagebluk; dan Pilgrim.

Kiev 1240, Kyiv 2022

Kompas.com - 04/03/2022, 13:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pernyerbuan ini terjadi di tengah perundingan perdamaian di Brest-Litovks (sekarang, Brest, Belarusia; negara tetangga sebelah utara Ukraina yang berkiblat ke Moskwa. Dari negara ini, antara lain, pasukan Rusia kemarin dulu masuk Ukraina, dan di Belarusia pula perundingan gagal itu dilaksanakan).

Tragedi kemanusiaan terjadi di Kiev pada tahun 1930-an di zaman Joseph Stalin berkuasa. Diktator Uni Soviet ini memerintahkan genosida terhadap orang-orang Ukraina (History of Ukraine: The genocide of Ukrainians by Stalin).

Ia mengeluarkan empat perintah untuk mencegah Ukraina merdeka, lepas dari Moskwa.

Perintah pertama, menghancurkan otak intelektual Ukraina: para penulis, seniman, ilmuwan, insinyur, manajer, dokter, dan guru.

Kedua, untuk merobek “hati” Ukraina dengan menyingkirkan para pemimpin agama (pastor dan pendeta), pemimpin spiritual, dan para pemimpin agama yang tidak dapat dikendalikan Moskwa.

Ketiga, melenyapkan kaum tani Ukraina pemilik lahan pertanian. Keempat, melenyapkan semua bahasa dan budaya Ukraina di luar perbatasan Republik Sosialis Soviet Ukraina, yaitu di Rusia, termasuk Kuban, Kaukasus Utara, daerah-daerah tertentu di Timur Jauh.

Maka terjadilah apa yang disebut holodomor—kelaparan buatan yang direkayasa pemerintah Stalin.

Baca juga: Putin, Testing The Water

Korban utama holodomor—secara harfiah “kematian akibat kelaparan”—adalah petani dan penduduk desa, yang merupakan sekitar 80 persen dari populasi Ukraina pada 1930-an. Diperkirakan jumlah korban antara 3,5 juta hingga 7 juta.

Kata Andrea Graziosi dari Universitas Napoli, Italia, holodomor ini adalah genosida pertama yang direncanakan secara metodis dan dilakukan dengan merampas makanan dari orang-orang yang memproduksi makanan mereka (untuk bertahan hidup).

Perampasan makanan itu digunakan sebagai senjata genosida dan itu dilakukan di wilayah dunia yang dikenal sebagai ‘breadbasket of Europe’, keranjang roti Eropa (University of Minnesota).

Ketika pecah PD II, Jerman menginvasi Kiev, 1941. Penduduk kota menyaksikan salah satu pembantaian paling buruk dalam sejarah manusia: paling kurang 33.771 Yahudi dari Kiev dan daerah-daerah sekitarnya dibunuh oleh tentara SS Nazi.

Pasca-PDII, pemerintah Soviet melakukan penindasan sistematis terhadap kaum intelektual pro-Ukraina yang disebut sebagai “kaum nasionalis.”

Tindakan ini dilakukan untuk menindas, membunuh nasionalisme Ukraina.

III

Kini Kyiv—menurut Jane Lytvynenko, a senior research fellow di Harvard dari Ukraina, kata “Kiev” diambil dari bahasa Rusia, “Kyiv” bahasa Ukraina—jatuh ke tangan Rusia.

Penggunaan kata Kyiv (sesuai dengan nama—menurut legenda salah satu pendiri kota itu, yakni Pangeran Kyi. Ia bersama dua saudara laki-laki—Shcheck dan Khoriv—dan seorang saudara perempuan, Lybid, mendirikan kota itu sekitar tahun 482. Mereka adalah para pemimpin suku Polyania, Slav Timur. Dalam bahasa Ukraina Kyiv berarti “kota Kyi”).

Kata “Kyiv” dipilih sebagai simbol perlawanan rakyat Ukraina dalam usaha membebaskan diri dari Uni Soviet.

Setelah sistem Uni Soviet ambruk, di Polandia, Hongaria, dan Czechoslovakia memerdekakan diri, Ukraina menyusul.

Mereka memerdekakan diri lepas dari Uni Soviet, 16 Juli 1990. Setahun kemudian 21 Agustus 1991, mendeklarasikan diri sebagai negara merdeka penuh.

Setelah Uni Soviet ambruk, 1991, kota Kiev lalu disebut Kyiv. Dan, pada tahun 1995, pemerintah Ukraina secara resmi menyebutnya Kyiv.

Ini menegaskan pada masyarakat internasional bahwa Ukraina bukan lagi bagian dari Rusia, tetapi telah menjadi negara merdeka. Mereka lepas-bebas dari Moskwa.

Kyiv menjadi pusat pertarungan ideologi antara yang pro-Eropa (Barat) dan Russophile (pro-Rusia).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com