Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangkal Misinformasi, Twitter Akan Labeli Cuitan yang Tertaut ke Media Pemerintah Rusia

Kompas.com - 01/03/2022, 11:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber AFP

SAN FRANSISCO, KOMPAS.com - Twitter akan memberikan peringatan pada cuitan yang membagikan tautan ke media yang berafiliasi dengan Pemerintah Rusia.

Platform tersebut memberlakukan hal ini pada Senin (28/2/2022).

Ini dilakukan ketika outlet terkait Kremlin dituduh menyebarkan informasi yang salah tentang invasi Moskwa ke Ukraina.

Baca juga: Google Maps Dimatikan Sementara untuk Lindungi Warga Ukraina

Dilansir dari AFP, tekanan ada pada raksasa media sosial itu untuk memadamkan informasi yang menyesatkan atau salah tentang serangan itu, yang telah menarik kecaman internasional yang sengit.

Media yang dikelola Kremlin, RT dan Sputnik, menghadapi tuduhan menggunakan narasi palsu dalam upaya untuk mendukung perang.

Kepala integritas situs Twitter, Yoel Roth, menulis bahwa platform tersebut telah melihat lebih dari 45.000 twit per hari yang membagikan tautan ke outlet media yang berafiliasi dengan negara.

"Produk kami harus memudahkan untuk memahami siapa di balik konten yang Anda lihat, dan apa motivasi dan niat mereka," tambahnya.

Baca juga: Rusia Kerahkan Konvoi Militer Besar Sepanjang 60 Km untuk Serang Kiev Ukraina

Selain menambahkan label yang mengidentifikasi sumber tautan, Roth mengatakan, platform tersebut juga "mengambil langkah-langkah untuk secara signifikan mengurangi peredaran konten ini di Twitter."

Pengumuman itu muncul sehari setelah induk Facebook, Meta, mengatakan kelompok pro-Rusia mengatur kampanye informasi yang salah di media sosial.

Mereka menggunakan profil palsu atau akun yang diretas untuk menggambarkan Ukraina sebagai pion lemah dari kebohongan Barat.

Tim keamanan siber di raksasa teknologi yanv juga induk dari Instagram ini mengatakan, mereka memblokir serangkaian akun palsu terkait Rusia yang merupakan bagian dari skema media sosial untuk melemahkan Ukraina.

Jaringan kecil akun Facebook dan Instagram menargetkan orang-orang di Ukraina, menggunakan posting untuk mencoba membuat orang mengunjungi situs web.

Baca juga: Presiden dari 8 Negara Uni Eropa Serukan Pembicaraan Segera tentang Keanggotaan Ukraina

Di dalamnya menampilkan berita palsu tentang upaya negara itu untuk mempertahankan diri dari invasi oleh Rusia.

Twitter dan Facebook sama-sama terkena pembatasan akses di Rusia sejak invasi dan sekarang "sebagian besar tidak dapat digunakan", kata kelompok pemantau web NetBlocks.

Jaringan media sosial telah menjadi salah satu garda depan dalam invasi Rusia ke Ukraina, sebagai rumah bagi informasi yang terkadang menyesatkan, meski juga jadi sarana pemantauan real-time dari konflik yang berkembang pesat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Nasib Pilu PRT Indonesia di Malaysia, Dikunci di Balkon Setiap Habis Kerja dan Tak Digaji...

Nasib Pilu PRT Indonesia di Malaysia, Dikunci di Balkon Setiap Habis Kerja dan Tak Digaji...

Global
Cara Unik Korea Selatan Balas Balon Sampah Korea Utara

Cara Unik Korea Selatan Balas Balon Sampah Korea Utara

Global
Pasukan Israel Menyamar di Truk Bantuan untuk Selamatkan Sandera di Nuseirat, Tuai Kecaman

Pasukan Israel Menyamar di Truk Bantuan untuk Selamatkan Sandera di Nuseirat, Tuai Kecaman

Global
Apple Luncurkan Integrasi AI Apple Intelligence, Seberapa Canggih?

Apple Luncurkan Integrasi AI Apple Intelligence, Seberapa Canggih?

Global
Rangkuman Hari Ke-838 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Klaim Kemajuan Perang | Penembakan Lukai 7 Orang

Rangkuman Hari Ke-838 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Klaim Kemajuan Perang | Penembakan Lukai 7 Orang

Global
Bagaimana Operasi Penyelamatan 4 Sandera Israel di Gaza Berlangsung?

Bagaimana Operasi Penyelamatan 4 Sandera Israel di Gaza Berlangsung?

Internasional
UPDATE Singapore Airlines Turbulensi: Korban Luka Ringan Diberi Kompensasi Rp 162 Juta

UPDATE Singapore Airlines Turbulensi: Korban Luka Ringan Diberi Kompensasi Rp 162 Juta

Global
Israel Terapkan UU Wajib Militer bagi Golongan Ini

Israel Terapkan UU Wajib Militer bagi Golongan Ini

Global
Korsel Lepaskan Tembakan Peringatan Usai Tentara Korut Melintas di Perbatasan

Korsel Lepaskan Tembakan Peringatan Usai Tentara Korut Melintas di Perbatasan

Global
4 Warga Palestina Tewas Ditembak Pasukan Israel di Tepi Barat

4 Warga Palestina Tewas Ditembak Pasukan Israel di Tepi Barat

Global
Pesawat yang Ditumpangi Wakil Presiden Malawi Hilang sejak Senin

Pesawat yang Ditumpangi Wakil Presiden Malawi Hilang sejak Senin

Global
DK PBB Setujui Resolusi Gencatan Senjata di Gaza yang Dirancang AS

DK PBB Setujui Resolusi Gencatan Senjata di Gaza yang Dirancang AS

Global
PBB: Banyak Pihak Desak Hamas Laksanakan Gencatan Senjata di Gaza Tanpa Syarat

PBB: Banyak Pihak Desak Hamas Laksanakan Gencatan Senjata di Gaza Tanpa Syarat

Global
[POPULER GLOBAL] WNI di Taiwan Didenda karena Daging Babi | Jet Ukraina Kenai Target di Rusia

[POPULER GLOBAL] WNI di Taiwan Didenda karena Daging Babi | Jet Ukraina Kenai Target di Rusia

Global
Narendra Modi Kembali Menangi Pemilu, Apa Artinya bagi Dunia?

Narendra Modi Kembali Menangi Pemilu, Apa Artinya bagi Dunia?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com