Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Trias Kuncahyono
Wartawan dan Penulis Buku

Trias Kuncahyono, lahir di Yogyakarta, 1958, wartawan Kompas 1988-2018, nulis sejumlah buku antara lain Jerusalem, Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir; Turki, Revolusi Tak Pernah Henti; Tahrir Square, Jantung Revolusi Mesir; Kredensial, Kearifan di Masa Pagebluk; dan Pilgrim.

“The Strongman” dan “The Brave Man”

Kompas.com - 28/02/2022, 15:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DUA tokoh utama Perang Ukraina saat ini adalah Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Angus Roxburgh (2012) menyebut Putin sebagai “The Strongman.” Banyak orang menyebut Zelensky sebagai “The Brave Man,” berdasarkan apa yang dilakukan.

Kedua sebutan itu, tidak salah. Pemimpin Redaksi situs berita Novoye Vremnya, Yulia McGuffie pada April 2019, kecewa dengan terpilihnya Zelensky sebagai presiden, karena meragukan kemampuannya.

Tetapi, beberapa hari terakhir berubah sikap dan pendapatnya. Ia menyatakan, dalam seminggu terakhir orang-orang Ukraina dengan cepat menyambut dan mengelu-elukan Zelensky.

Presiden Rusia Vladimir Putin saat berpidato di Kremlin, Moskwa, Senin (21/2/2022).AFP/ALEXEY NIKOLSKY Presiden Rusia Vladimir Putin saat berpidato di Kremlin, Moskwa, Senin (21/2/2022).
Kata McGuffie, “Dukungan penuh dan rasa hormat bermunculan. Saya pikir setelah Rusia memulai perangnya, semua orang Ukraina merapatkan barisan di sekitar Zelensky. Dia memainkan peran pemersatu dan saya akan mengatakan peran yang menginspirasi, sebagian oleh teladannya sendiri. Dia memimpin pemerintahan yang mengusir tentara Putin. Dan, untuk itu banyak yang dengan tulus mengagumi dan menghormatinya.”

Seperti dikatakan Lucius Annaeus Seneca (4 SM – 65 M), seorang filsuf Romawi, negarawan, orator, dan penulis cerita-cerita tragedi.

Tokoh intelektual terkemuka Roma ini mengatakan, “Longum iter est per praecepta, breve et efficax exempla”, melalui perintah jalannya panjang, melalui teladan jalannya pendek dan efektik.

Dalam sebuah video (@zelenskyyua/twitter) yang diberi judul “We are here. We are in Kyiv. We are protecting Ukraine,” Zelensky yang menolak dievakuasi keluar dari Ukraina, terlihat dikelilingi para panasihat utamanya masih berada di Kyiv.

“Pertempurannya di sini; saya butuh amunisi, tidak tumpangan (untuk keluar Ukraina),” kata Zelensky.

“Kami semua ada di sini. Tentara kami di sini. Warga negara dan masyarakat ada di sini. Kami mempertahankan kemerdekaan kami, negara kami, dan ini akan terus kami lakukan,” ucap dia.

Hasilnya? Banyak rakyat yang angkat senjata (CNN). Bahkan, mantan presiden Petro Poroshenko (2014-2019) yang dikalahkan Zelensky pada Pemilu 2019 (hanya meraih 24 persen suara) dan ketika itu mengatakan kemenangan Zelensky sebagai awal dari era yang tidak pasti dalam sejarah Ukraina, kini ikut angkat senjata.

SkyNews video, menyiarkan gambar Poroshenko yang mengenakan rompi anti-peluru bergabung dengan pasukan bersenjata mempertahankan Kyiv.

“Kami berada di pusat Kyiv, kami di sini untuk melindungi Ukraina. Kami ingin bebas. Kami ingin demokratis. Dan kami ingin mengembalikan negara kami ke keluarga Eropa. Putin membenci Ukraina, dia membenci Ukraina,” kata Poroshenko (The New York Post, 26/2).

Pupuk bawang

Dalam foto dari Kantor Pers Kepresidenan Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan pidato kenegaraan melalui siaran langsung TV di Kiev, Ukraina, Selasa (22/2/2022). UKRAINIAN PRESIDENTIAL PRESS OFFICE via AP PHOTO Dalam foto dari Kantor Pers Kepresidenan Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan pidato kenegaraan melalui siaran langsung TV di Kiev, Ukraina, Selasa (22/2/2022).
Dalam banyak hal, memang membandingkan antara Putin dan Zelensky, tidak sebanding. Di dunia politik, misalnya, Zelensky bisa dikatakan masih “pupuk bawang” ketika ikut bertarung dalam pemilu presiden di Ukraina pada April 2019.

Pada tahun itu, Putin sudah benar-benar seperti yang dikatakan Angus Roxburgh, “The Strongman.”

Ia salah salah satu pemimpin dunia yang paling kuat, berpengaruh, dan sering kontroversial.

Kata Angus Roxburgh, Putih adalah seorang demokrat yang tidak mempercayai demokrasi; orang Barat yang pemahamannya tentang Barat kurang dan terbatas; orang yang percaya pada pasar bebas, tetapi pandangan dunianya terbentuk di masa lalu komunis; seorang beragama yang penuh semangat, dengan sikap dingin dan kejam sebagai mantan perwira KGB terhadap ‘musuhnya’.

Namun, satu hal yang menarik: Zalensky walau saat maju dalam pemilu presiden masih seorang novice dalam dunia politik, tetapi dengan mengusung platform anti-korupsi, keras mengritik Rusia, menyerukan agar Ukraina lebih berintegrasi dengan Barat dan menjalin hubungan lebih erat dengan Uni Eropa, berhasil meraih 73 persen suara.

Karir politik Putin, memang sangat lancar, selepas meninggalkan Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti (Komite Keamanan Negara) Uni Soviet yang lebih dikenal sebagai KGB—badan yang bertanggung jawab atas intelijen, kontra intelijen, dan keamanan internal.

Begitu berada di jalur di luar intelijen, dia memecahkan segala macam rekor dalam perjalanannya menuju puncak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com