Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stasiun Ruang Angkasa Internasional Akan Jatuh ke Bumi pada 2031

Kompas.com - 05/02/2022, 17:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS) akan terus beroperasi hingga 2030 sebelum jatuh ke Samudra Pasifik pada awal 2031, menurut badan antariksa Amerika Serikat atau NASA.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pekan ini, NASA mengatakan bahwa ISS akan jatuh ke bagian laut yang disebut Point Nemo.

Ini adalah lokasi terjauh dari daratan di planet Bumi, juga dikenal sebagai kuburan pesawat ruang angkasa.

Baca juga: Astronot China Lakukan Spacewalk Pertama di Luar Stasiun Ruang Angkasa Baru

Banyak satelit tua dan puing-puing ruang angkasa lainnya pernah jatuh di sana, termasuk stasiun ruang angkasa Rusia Mir pada 2001.

NASA menyatakan bahwa di masa depan, kegiatan ruang angkasa yang dekat dengan Bumi akan dipimpin oleh sektor komersial.

ISS - proyek bersama yang melibatkan lima badan antariksa - telah berada di orbit sejak 1998 dan diawaki secara bergantian sejak 2000. Lebih dari 3.000 penelitian telah berlangsung di laboratorium mikrogravitasinya.

Namun, ia hanya memiliki izin untuk beroperasi hingga 2024 dan perpanjangan masa operasi harus disetujui oleh semua mitra.

NASA mengatakan, rencana untuk mempensiunkan ISS menandai transisi ke sektor komersial untuk kegiatan di orbit rendah - wilayah ruang angkasa yang paling dekat dengan planet Bumi.

Baca juga: Momen Dua Astronot China Lakukan Spacewalk Pertama di Luar Stasiun Ruang Angkasa Baru

"Sektor swasta secara teknis dan finansial mampu untuk mengembangkan dan mengoperasikan destinasi komersial di orbit rendah Bumi, dengan bantuan NASA," kata Phil McAlister, direktur Divisi Penerbangan Ruang Angkasa Komersial di Kantor Pusat NASA.

Pada 2020, NASA memberikan kontrak kepada perusahaan Axiom Space yang berbasis di Texas untuk membangun setidaknya satu modul layak huni untuk dilampirkan ke ISS. Agensi itu juga telah mendanai tiga perusahaan untuk mengembangkan desain untuk stasiun ruang angkasa dan destinasi komersial lainnya di orbit.

Proyek-proyek baru ini diharapkan akan sudah mulai beroperasi, setidaknya sebagian, sebelum ISS pensiun.

NASA mengatakan ingin menciptakan ekonomi komersial yang kuat dan dipimpin Amerika di orbit rendah Bumi.

Sektor komersial sudah menjadi bagian penting dari program ruang angkasa AS, dengan perusahaan-perusahaan swasta diberi tanggung jawab untuk pengiriman awak dan kargo. Pesawat ruang angkasa Soyuz dan Progress milik Rusia juga digunakan.

Baca juga: Stasiun Luar Angkasa China Nyaris Tabrakan dengan Satelit Elon Musk, Beijing Komplain ke PBB

Menurut NASA, mereka akan menghemat 1,3 miliar dollar AS (Rp 18,6 triliun) dengan mengalihkan aktivitas di orbit rendah bumi ke sektor swasta. Uang sebanyak itu dapat digunakan untuk penjelajahan antariksa yang lebih luas.

Penghematan itu diantisipasi karena NASA tinggal membayar untuk layanan yang dibutuhkannya, tanpa mengeluarkan biaya untuk pemeliharaan dan operasional ISS. NASA juga mengatakan bahwa stasiun ruang angkasa yang dibuat oleh sektor swasta akan lebih baru dan membutuhkan lebih sedikit suku cadang.

NASA mengatakan bahwa mereka menganalisis anggaran ISS setiap tahun dan akan terus memperbaiki estimasi penghematannya.

Laporan ini diterbitkan oleh NASA setelah pemerintahan Presiden AS Joe Biden menyatakan komitmen untuk memperpanjang kegiatan stasiun ruang angkasa hingga 2030.

Namun, perpanjangan itu masih membutuhkan dukungan dari para mitra internasional, termasuk Rusia, dan pendanaan untuk ISS saat ini hanya disetujui oleh Kongres AS hingga 2024.

Baca juga: Miliarder Jepang Meluncur ke Stasiun Luar Angkasa dengan Roket Rusia

Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Rusia Interfax pada Desember 2021, kepala program ruang angkasa Rusia Dmitry Rogozin mengindikasikan kesediaan untuk bekerja dengan NASA setelah 2024.

"Tindakan berbicara lebih lantang daripada kata-kata," katanya. "Tahun ini kami telah mengirim modul Nauka baru ke ISS, yang diperkirakan akan berlangsung setidaknya 10 tahun."

Sang kepala Roscosmos juga mengeluh bahwa sanksi AS terhadap Rusia merugikan industri ruang angkasa negara itu, dan sebelumnya ia pernah mengatakan bahwa Rusia dapat mengakhiri partisipasinya dalam program ISS jika sanksi tidak dicabut.

AS dan mitra-mitranya di Barat telah mengancam akan menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia jika mereka menginvasi Ukraina, meskipun bentuk pasti sanksi tersebut belum diketahui.

Rusia sebelumnya mengatakan bahwa ISS tidak akan mampu berfungsi setelah 2030 karena kelelahan struktural, dan memperingatkan bahwa peralatan usang dapat menyebabkan kegagalan yang "tidak dapat diperbaiki".

Baca juga: Akui Hancurkan Satelit, Rusia Bantah Bahayakan Stasiun Luar Angkasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com