Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Pejabat Korea Utara Kena Sanksi AS Setelah Uji Coba Rudal

Kompas.com - 13/01/2022, 09:45 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

WASHINGTON DC, KOPAS.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi pada lima pejabat Korea Utara pada Rabu (12/1/2022) sehubungan dengan peningkatan pengujian rudal hipersonik di negara itu.

Departemen Keuangan mengatakan lima pejabat tersebut diduga berperan dalam penyediaan uang, barang, jasa untuk Akademi Ilmu Pengetahuan Alam Kedua Korea Utara yang terlibat aktif dalam program rudal militer.

Baca juga: Setelah Rudal Hipersonik, Korea Utara Giliran Luncurkan Rudal Balistik

Para pejabat tersebut dituduh memperoleh peralatan dan teknologi untuk peluncuran rudal.

Salah satu dari lima pejabat berbasis di Rusia, dengan empat lainnya berbasis di China.

Sanksi tersebut akan membekukan aset AS apa pun yang dimiliki pejabat itu dan menghentikan orang Amerika melakukan bisnis dengan mereka.

Perusahaan asing dan individu yang melakukan bisnis dengan mereka juga dapat menghadapi hukuman.

Selain lima pejabat yang diberi sanksi oleh Departemen Keuangan AS, Departemen Luar Negeri AS mengatakan akan memberikan sanksi kepada seorang pria Korea Utara lainnya, seorang pria Rusia dan sebuah perusahaan Rusia, karena mendukung kegiatan Korea Utara yang melibatkan senjata pemusnah massal.

Foto yang diberikan oleh pemerintah Korea Utara tentang apa yang dikatakan pemerintah itu sebagai uji peluncuran rudal supersonik pada 11 Januari 2022 di Korea Utara. KCNA via KNS/AP PHOTO Foto yang diberikan oleh pemerintah Korea Utara tentang apa yang dikatakan pemerintah itu sebagai uji peluncuran rudal supersonik pada 11 Januari 2022 di Korea Utara.

Baca juga: Korea Utara Diklaim Tembakkan Proyektil Tak Dikenal ke Laut, Mirip Rudal Balistik

Sanksi itu diterapkan tak lama setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi uji coba rudal hipersonik yang sukses pada Selasa (11/1/2011).

Pasukan di Korea Selatan dan Jepang mengonfirmasi peluncuran, yang kedua di Korea Utara dalam waktu kurang dari seminggu.

Newsweek sebelumnya melaporkan bahwa sebuah artikel yang diterbitkan di surat kabar Komite Sentral Partai Buruh Korea, Rodong Sinmun, mengatakan peluncuran Selasa (11/1/2022) "dilakukan dengan tujuan akhirnya mengonfirmasi karakteristik teknis keseluruhan dari sistem senjata hipersonik yang dikembangkan."

"Peluncuran rudal terbaru DPRK adalah bukti lebih lanjut bahwa Korut terus memajukan program terlarang, meskipun ada seruan masyarakat internasional untuk diplomasi dan denuklirisasi," kata kepala intelijen terorisme dan keuangan Departemen Keuangan AS, Brian Nelson.

Dia menyebut Korea Utara dengan akronim dari nama resminya: Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK).

Baca juga: Korea Utara Kembali Gelar Pawai Besar, Ribuan Warga Hadir dengan Spanduk dan Bermasker

Orang-orang menonton layar TV yang menampilkan program berita yang melaporkan peluncuran rudal Korea Utara di stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan, Rabu, 12 Januari 2022. Lee Jin-man Orang-orang menonton layar TV yang menampilkan program berita yang melaporkan peluncuran rudal Korea Utara di stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan, Rabu, 12 Januari 2022.

Sesaat sebelum pengumuman, kantor berita negara Korea Utara melaporkan bahwa peluncuran rudal terbaru melibatkan kendaraan luncur hipersonik.

Setelah dilepaskan dari pendorong roket, rudal itu diklaim menunjukkan sejumlah manuver sebelum mencapai target laut 621 mil jauhnya.

Foto-foto yang dirilis oleh agensi menunjukkan sebuah rudal yang dipasang dengan muatan berbentuk kerucut yang runcing membumbung ke langit, sambil meninggalkan jejak api oranye.

Kim Jong Un menonton peluncuran itu dari kabin kecil bersama pejabat tinggi, termasuk saudara perempuannya Kim Yo Jong.

Peluncuran itu adalah uji coba kedua rudal hipersonik Korea Utara dalam seminggu, jenis persenjataan yang pertama kali diuji pada September, ketika Kim Jong Un terus mendorong untuk memperluas kemampuan senjata nuklirnya dalam menghadapi sanksi internasional, terkait kesulitan pandemi dan jalan buntu diplomasi dengan AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com