Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden dan Putin Dijadwalkan Bertemu Secara Virtual di Tengah Ketegangan Ukraina

Kompas.com - 05/12/2021, 10:16 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

WASHINGTON, DC, KOMPAS.com – Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan akan melakukan perbincangan secara virtual di tengah-tengah ketegangan antara AS dan Rusia yang meningkat karena penambahan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina yang dipandang sebagai tanda invasi potensial.

Komunikasi antara dua pemimpin negara ini rencananya dilakukan pada Selasa (7/12/2021).

Gedung Putih dan Kremlin sama-sama mengonfirmasi kabar tersebut.

Baca juga: Rusia Disebut Siapkan 175.000 Tentara untuk Serang Ukraina

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki pada Sabtu (4/12/2021), membenarkan adanya rencana panggilan video antara Presiden Biden dan Vladimir Putin, setelah kabar pertama datang dari Moskow.

Menurut Psaki, Biden akan menekan kekhawatiran AS tentang kegiatan militer Rusia di perbatasan dan menegaskan kembali dukungan AS untuk kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina, seperti dilansir dari AP, Minggu (5/12/2021).

Sementara, Putin dilaporkan akan “datang” ke telepon dengan keprihatinan sendiri dan bermaksud untuk mengekspresikan oposisi Rusia untuk setiap langkah untuk mengakui Ukraina ke dalam aliansi militer NATO.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan presiden akan memutuskan sendiri berapa lama pembicaraan mereka akan berlangsung.

Panggilan di antara keduanya diketahui terakhir terjadi pada Juli 2021.

Saat itu Biden meminta Putin untuk mengendalikan geng peretas kriminal yang berbasis di Rusia yang meluncurkan serangan Ransomware terhadap AS.

Baca juga: Kremlin: Ukraina Ingin Merebut Crimea Sama Saja Ancaman bagi Rusia

Biden mengatakan AS akan mengambil langkah apa pun yang diperlukan untuk melindungi infrastruktur penting dari serangan semacam itu.

Serangan Ransomware terus berlanjut sejak itu, meskipun mungkin tidak ada yang mengkhawatirkan seperti yang terjadi pada Mei 2021 yang menargetkan pipa bahan bakar utama dan mengakibatkan kekurangan gas selama berhari-hari di beberapa bagian AS.

Rusia lebih bersikeras dari sebelumnya bahwa AS menjamin bahwa Ukraina tidak akan diterima dalam aliansi militer NATO .

Tapi Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan pekan lalu bahwa Rusia tidak memiliki suara dalam rencana ekspansi oleh negara lain atau aliansi.

Sementara itu, pejabat intelijen AS dengan syarat anonim bahwa Rusia telah mengumpulkan sekitar 70.000 tentara di dekat perbatasannya dengan Ukraina dan telah mulai merencanakan kemungkinan invasi secepat awal 2020.

Risiko bagi Putin untuk melakukan invasi seperti itu akan sangat besar.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com