MOSKWA, KOMPAS.com – Kantor Kepresidenan Rusia alias Kremlin menyebut, pernyataan Ukraina yang ingin merebut kembali Crimea adalah ancaman langsung terhadap Rusia.
Pernyataan tersebut disampaikan Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan pada Kamis (2/12/2021).
Crimea adalah wilayah semenanjung yang dicaplok Rusia dari Ukraina pada 2014 sebagaimana dilansir AFP.
Baca juga: Khawatir Diserang Rusia, Ukraina Minta Paket Pencegahan dari NATO
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan pada Rabu (1/12/201) bahwa Crimea adalah wilayah Ukraina dan Kiev bertujuan untuk "membebaskannya".
Namun, Zelensky menekankan bahwa fokusnya pada Crimea adalah solusi diplomatik dan tidak menyebutkan pengambilalihan secara paksa.
“Berbicara kepada parlemen, Zelensky mengatakan bahwa kembalinya Crimea harus menjadi tujuan utama dan filosofi Ukraina,” kata Peskov kepada wartawan, Kamis.
“Kami menganggapnya sebagai ancaman langsung kepada Rusia,” tutur Peskov.
Peskov menambahkan, pernyataan Zelensky tersebut sama saja ingin menggunakan semua cara untuk merambah Crimea.
Baca juga: Presiden Ukraina Mengaku Tak Takut Berbicara Langsung dengan Putin
“Kemungkinan permusuhan di Ukraina masih tinggi,” sambung Peskov, Kamis.
“Ini tetap menjadi perhatian dan kekhawatiran khusus bagi kami. Kami melihat peningkatan intensitas tindakan provokatif,” imbuh Peskov.
Di sisi lain, sekutu Ukraina di barat memperingatkan bahwa Rusia semakin dekat untuk melakukan invasi ke Ukraina.
Sementara itu, diplomat tinggi AS dan Rusia bakal menggelar pertemuan di Swedia setelah Washington menyatakan keprihatinannya tentang penumpukan militer Rusia di dekat Ukraina.
Konflik antara Ukraina dan Rusia semakin memburuk sejak Rusia mencaplok Crimea pada 2014.
Baca juga: PM Ukraina Terang-terangan Tuduh Rusia Dalang di Balik Rencana Kudeta
Pada tahun itu pula, milisi separatis pro-Rusia melancarkan pemberontakan di wilayah Ukraina timur dan berhasil merebut dua wilayah.
Pemberontakan tersebut sampai sekarang belum terpadamkan meski jumlah korban tewas telah mencapai 13.000 jiwa.
Kiev dan sekutu Baratnya menuduh Moskwa mendukung milisi separatis tersebut dengan kekuatan dan senjata.
Tuduhan tersebut selalu dibantah Kremlin.
Sebelumnya, Ukraina mengatakan salah satu tentaranya tewas dalam bentrokan dengan kelompok separatis pada pekan ini.
Baca juga: Di Ambang Invasi Rusia, Ukraina Kini Merasa Jauh Lebih Kuat tapi Tak Mau Perang
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.