Pemboman, penembakan, dan pembunuhan yang digerakkan PLO terhadap Israel, jadi santapan sehari-hari.
Arafat melancarkan gerakan protes, intifada, terhadap pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Pada 1988, air mukanya berubah cerah. Arafat yang berpidato di PBB, menyatakan bahwa semua pihak yang terlibat konflik dapat hidup bersama dalam damai.
Baca juga: Yasser Arafat, Pemimpin Palestina yang Tak Bisa Dibunuh Israel
Hal ini mengarah pada Perjanjian Oslo 1993, yang memungkinkan berdirinya pemerintahan sendiri Palestina dan pemilihan umum.
Pada 1994, Arafat dan Shimon Peres serta Yitzhak Rabin dari Israel, menerima Hadiah Nobel untuk Perdamaian.
Pada tahun berikutnya, mereka menandatangani perjanjian baru, Oslo II, yang meletakkan dasar untuk serangkaian perjanjian damai antara PLO dan Israel.
Tapi, selalu ada celah untuk konflik. Intifada pada 2000 dan serangan teroris pada 11 September 2001, memicu lagi aksi-aksi kontra-damai.
Baca juga: Kota di Israel Ini Akhirnya Cabut Nama Jalan Yasser Arafat
Hingga 11 November 2004, Arafat meninggal dunia.
Meski termasuk sosok kontroversial, dia terus dikenang dalam perjuangannya mengawal Palestina merdeka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.