Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 November 2004: Yasser Arafat Meninggal Dunia

Kompas.com - 11/11/2021, 12:03 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Pada malam 12 Oktober 2004, Yasser Arafat, ketua Organisasi Pembebasan Palestina, makan malam di kompleksnya yang terkepung di Ramallah di Tepi Barat.

Sebulan kemudian, tepatnya pada 11 November 2004, Arafat meninggal di rumah sakit di Perancis.

Dilansir Washington Post, banyak teori tentang kematiannya. Mungkin dibunuh, mungkin diracuni.

Bisa oleh saingannya, oleh lingkaran dalamnya, atau oleh agen-agen Israel.

Baca juga: Yasser Arafat: Tokoh Perjanjian Damai untuk Tanah Palestina atas Konflik dengan Israel

Laporan akhir setebal 108 halaman oleh tim ahli Swiss mengungkapkan bahwa tes pada sisa-sisa dan harta benda Arafat yang digali, termasuk sebatang rambutnya, noda urin di pakaian dalamnya, dan topi wol, mendukung bukti serius.

Ada kemungkinan bahwa kematiannya mungkin akibat keracunan dengan polonium-210.

Ini adalah zat yang sangat radioaktif, 250.000 kali lebih beracun daripada sianida.

“Ini telah mengonfirmasi semua keraguan kami,” kata janda Arafat, Suha, kepada kantor berita Reuters saat itu.

Baca juga: Pengadilan Israel Sita Aset Gedung Milik Yasser Arafat di Yerusalem

“Terbukti secara ilmiah bahwa dia tidak mati secara alami, dan kami memiliki bukti ilmiah bahwa pria ini terbunuh,” tambahnya.

Suha Arafat, berbicara di Paris, menyebut kematian suaminya sebagai "kejahatan nyata, pembunuhan politik."

Dia tidak menyebutkan tersangka, tetapi jika suaminya benar-benar terbunuh, akan ada banyak kemungkinan pelaku.

Arafat menghabiskan hidupnya memerangi Israel, pertama sebagai pejuang gerilya dan kemudian sebagai negarawan.

Selama beberapa dekade, ia menjabat sebagai pemimpin gerakan Fatah dan wajah PLO, selalu dalam seragam hijau zaitun, janggut abu-abu tambal sulam, dan syal kotak-kotak.

Baca juga: Yasser Arafat, Pemimpin Palestina yang Tak Bisa Dibunuh Israel

Para pengkritiknya menyebutnya teroris dan penjahat, dan mereka menuduhnya mengumpulkan kekayaan pribadi dan pada akhirnya mengecewakan perjuangan Palestina.

Pendukungnya memujanya sebagai semacam bapak pendiri, dan potretnya digantung di dinding setiap pejabat Otoritas Palestina di Tepi Barat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com