Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Sita Rp 176 Miliar Uang dan Emas dari Mantan Pejabat Afghanistan

Kompas.com - 16/09/2021, 17:14 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

KABUL, KOMPAS.com - Bank sentral Afghanistan yang dikuasai Taliban mengatakan Rabu (15/9/2021) bahwa mereka telah menyita hampir 12,4 juta dollar AS (Rp 176,7 miliar) uang tunai dan emas dari mantan pejabat-pejabat tinggi pemerintah, termasuk dari mantan wakil presiden Amrullah Saleh.

Dalam pernyataan yang dikutip VOA Indonesia, bank sentral mengatakan uang dan emas itu disimpan di rumah pejabat-pejabat, walaupun tidak tahu untuk apa.

Keberadaan Saleh tidak diketahui. Ia bersumpah akan melawan Taliban, yang merebut kekuasaan sebulan lalu. Seorang anggota keluarganya mengatakan, Taliban mengeksekusi saudaranya, Rohullah Azizi, pekan lalu.

Baca juga: Taliban Eksekusi Saudara Mantan Wakil Presiden Afghanistan di Panjshir

Dalam pernyataan terpisah, bank itu mendesak orang Afghanistan agar menggunakan mata uang lokal Afghanistan.

Desakan itu disampaikan di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa bank dan perusahaan negara itu kekurangan uang, terutama dollar AS, yang banyak digunakan.

Sebagai sinyal bahwa Taliban ingin mendapatkan kembali aset-aset milik mantan pejabat pemerintah, bank sentral mengeluarkan surat edaran kepada bank-bank lokal pekan lalu yang meminta mereka untuk membekukan rekening orang-orang yang terkait politik dari pemerintahan sebelumnya, kata dua bankir komersial.

Baca juga: Melihat Kehidupan Warga Afghanistan Sebulan Setelah Taliban Berkuasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com